Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Minuman Energi Picu ADHD, Kecemasan, dan Depresi pada Anak-anak

Kompas.com - 19/01/2024, 20:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Minuman berenergi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di kalangan remaja.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), minuman berenergi adalah jenis minuman yang mengandung sejumlah besar zat stimulan seperti kafein, asam amino taurin, gula atau pemanis tambahan, dan zat aditif.

Kebanyakan orang mengonsumsi minuman tersebut untuk meningkatkan energi, stamina, performa fisik, konsentrasi, suasana hati, serta mengatasi kelelahan.

Sementara itu, dilansir dari Healthline, lebih dari 30 persen remaja yang berusia 12–17 tahun mengonsumsi minuman ini secara rutin.

Namun, di balik manfaat mengonsumsi minuman tersebut, ada banyak efek samping yang berpotensi membahayakan kesehatan, terutama bila dikonsumsi secara berlebih oleh anak-anak dan remaja.

Lantas, apa saja efek samping minuman berenergi?

Baca juga: Studi: Konsumsi Minuman Soda Disebut Bisa Meningkatkan Risiko Serangan Jantung


Picu kondisi ADHD, kecemasan, dan depresi pada anak-anak

Dalam sebuah tinjauan sistematis, para peneliti memeriksa 57 penelitian tentang efek minuman energi pada anak-anak dan remaja hingga usia 21 tahun. Para peneliti mengamati data tersebut dari Januari 2016 hingga Juli 2022.

Kemudian, hasil yang dipublikasikan pada 15 Januari 2024 menunjukkan bahwa remaja laki-laki mengonsumsi lebih banyak minuman energi dibandingkan perempuan.

Para peneliti juga menemukan hubungan antara konsumsi minuman energi dan perilaku berbahaya seperti merokok, alkohol, dan penggunaan narkoba.

Efek tambahan dari konsumsi minuman energi pada remaja pria dan wanita meliputi:

  • Durasi tidur pendek
  • Kualitas tidur yang buruk
  • Prestasi akademis yang rendah
  • Risiko bunuh diri yang lebih besar
  • Tekanan psikologis
  • Gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
  • Depresi
  • Gangguan panik dan kecemasan.

Baca juga: Cara Ampuh Usir Tikus Pakai Bawang Putih, Kapur Barus, Soda, dan Cabai

Efek kesehatan mental dan fisik dari minuman energi

Ilustrasi cola. FREEPIK/SERGIOROJOES Ilustrasi cola.
Minuman berenergi seperti cola, mengandung kafein dalam jumlah yang jauh melebihi dosis harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa. 

Pada Juli 2023, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkaji kekhawatiran tentang Prime Energy, minuman energi populer di kalangan anak-anak dan remaja yang mengandung kafein sebanyak enam kaleng cola.

Peneliti menemukan bahwa konsumsi minuman energi tersebut dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik remaja, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan.

Seorang terapis berlisensi yang berspesialisasi dalam kesehatan mental remaja, Anna Scott mengatakan, beberapa remaja mungkin mengonsumsi minuman energi untuk meningkatkan kinerja saat ujian.

Sementara yang lainnya mungkin meminum minuman berenergi karena penerimaan sosial.

Psikolog anak dan remaja di Johns Hopkins Children’s Center, Erika Chiappini mengatakan, minuman energi menyebabkan gangguan tidur yang dapat memengaruhi suasana hati dan fungsi kognitif.

“Karena minuman energi mengandung kafein dalam jumlah tinggi, minuman ini dapat berdampak negatif pada tidur,” katanya.

Ia melanjutkan, remaja yang meminum minuman berenergi mungkin akan mengalami kesulitan untuk tidur dan memiliki kualitas tidur yang lebih buruk secara keseluruhan, terutama jika diminum pada sore hari atau malam hari.

“Kualitas tidur yang lebih buruk dan jumlah tidur yang tidak memadai dikaitkan dengan kemampuan regulasi emosi yang lebih buruk dan kesulitan dalam memusatkan perhatian, kecemasan, dan gejala suasana hati, yang dapat menyebabkan penurunan kinerja akademis dan kesulitan dalam persahabatan dan di rumah,” jelas Chiappini.

Menurut Scott, remaja mungkin mengandalkan minuman berenergi untuk meningkatkan prestasi akademik.

Selain itu, ia juga mengatakan, banyak anak muda yang beralih ke minuman energi untuk tetap menyelesaikan tugas kuliah mereka.

"Minuman energi dipandang sebagai alat untuk memberikan dorongan ekstra pada anak-anak," jelas Scott.

Scott mencatat, salah satu cara untuk menghentikan kebiasaan minum energi adalah dengan mengajari anak-anak cara mengelola emosi dan mendapatkan kesadaran diri yang lebih besar di usia yang lebih muda.

Baca juga: Cara Ampuh Hilangkan Bau Apek di Mobil Pakai Cuka dan Baking Soda

Gejala terlalu banyak minum minuman berenergi

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencantumkan banyak potensi efek samping dari konsumsi minuman energi.

Berikut beberapa yang harus diwaspadai:

  • Dehidrasi
  • Komplikasi jantung (seperti detak jantung tidak teratur dan gagal jantung)
  • Kecemasan (merasa gugup dan gelisah)
  • Insomnia (tidak bisa tidur).

“Tanda-tanda bahwa seorang anak terkena dampak negatif dari minuman energi adalah berkurangnya jumlah tidur yang mereka terima sepanjang malam dan perubahan fungsi dasar mereka dalam hal kinerja akademis, hubungan dengan orang lain, dan kemampuan mereka untuk mengatasi masalah. emosi mereka,” kata Chiappini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com