Angka ini akan berimbang dengan prediksi populasi AS pada 2100 yang mencapai 366 juta populasi.
Tak hanya angka kelahiran yang menurun, angkatan kerja di China juga diprediksi akan menua dengan lebih cepat.
Kondisi ini akan meningkatkan kekhawatiran terhadap produktivitas yang akan berpengaruh pada perekonomian negara.
Baca juga: Jutaan Rumah di Jepang Telantar karena Populasi Penduduk Merosot
Sebelumnya, Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial Shanghai percaya bahwa populasi China akan mencapai puncaknya pada 2021, dilansir dari Newsweek, Rabu.
Pernyataan ini berdasarkan catatan sejarah pertumbuhan eksplosif negara tersebut yang belum pernah terjadi sejak 60 tahun yang lalu.
Oleh karena itu, pemerintah China sempat memberlakukan kebijakan “satu keluarga satu anak” untuk mencegah ledakan penduduk di China.
Sayangnya, perkiraan tersebut meleset dan statistik penduduk di 2021-2023 menunjukkan sebaliknya, China justru terancam mengalami krisis populasi.
Kekhawatiran ini akhirnya mendorong pemerintah untuk melonggarkan peraturan keluarga berencana yang ketat.
Pemerintah yang awalnya menerapkan kebijakan satu keluarga satu anak dan telah berlangsung selama beberapa dekade, mengizinkan dua anak dalam satu keluarga pada 2015.
Kemudian pemerintah mulai menerapkan kebijakan satu keluarga tiga anak pada 2021.
Pemerintah daerah juga telah memperkenalkan keringanan pajak dan insentif lainnya dalam upaya mendorong masyarakat untuk memiliki anak.
Baca juga: Angka Kelahiran Menurun, Kota di Korea Selatan Gelar Perjodohan Massal
Dikutip dari Frontline Magazine, Jumat (4/8/2023), statistik terbaru pada 2023 menunjukkan jumlah orang yang meninggal di Jepang pada 2022 dua kali lebih tinggi dari jumlah kelahiran.
Berdasarkan pendaftaran tempat tinggal, Kementerian Dalam Negeri Jepang memperkirakan total kehilangan populasi sekitar 8.000.000 jiwa pada tahun 2022.
Angka ini merupakan penurunan total populasi terbesar sejak statistik serupa pertama kali dibuat pada 1968.
Jepang kini memiliki 122,4 juta warga negara dan turun dari angka terbesarnya yang berjumlah lebih dari 128 juta pada 15 tahun lalu.