Bahkan, dua jam setelah makan mi, bahan-bahan yang terkandung di dalamnya masih memaksa saluran usus untuk tetap bekerja.
Makanan yang berada di saluran pencernaan dalam waktu lama akan berdampak pada penyerapan nutrisi.
Bedanya, mi memiliki kandungan gizi yang rendah, sehingga kondisi yang seharusnya menguntungkan ini justru menjadi kerugian.
Sakit perut, mulas, kembung, sembelit, serta diare merupakan gejala gangguan pada sistem pencernaan yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi mi untuk sarapan.
Baca juga: Masak Mi Instan, Apa Perlu Air Rebusan Dibuang?
Jika terlalu sering makan mi instan sebelum mengawali hari, tubuh mungkin akan kekurangan nutrisi atau gizi.
Saat kekurangan gizi, tubuh biasanya mulai mengalami gejala seperti pusing, gelisah, letih, dan lemas.
Ingatlah bahwa tubuh membutuhkan lebih dari sekadar mi instan agar tetap dapat menjalani rutinitas sehari-hari.
Artinya, seseorang harus mengonsumsi makanan tinggi protein, kalsium, gula, vitamin A, C, E, B, dan nutrisi lainnya.
Sebaliknya, mi instan, terutama tanpa tambahan seperti telur dan sayuran memiliki kadar nutrisi rendah serta tidak mampu mencukupi kebutuhan nutrisi.
Baca juga: Ramai soal Konsumsi Mi Instan Kedaluwarsa, Apa Efek Sampingnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.