Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Bahan Bakar Sedikit Bisa Merusak Kendaraan? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 26/12/2023, 19:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Dampak membiarkan bahan bakar sisa sedikit

Terpisah, Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (FT UNS) Prof Muhammad Nizam mengatakan, akan ada masalah jika menyisakan sedikit bahan bakar kendaraan.

"Biasanya ada beberapa masalah yang sering terjadi akibat membiarkan BBM tinggal sedikit ini," katanya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.

Sejumlah masalah tersebut, menurut Nizam, meliputi:

1. Pompa bahan bakar rusak

Nizam menjelaskan, pompa bahan bakar modern sering kali terletak di dalam tangki serta menggunakan bahan bakar sebagai pelumas dan pendingin.

Jika bahan bakar terlalu rendah, pompa dapat kehilangan pelumasan dan pendinginan yang memadai, sehingga berpotensi mengalami kerusakan.

2. Kotoran terisap

Dampak kedua, yakni adanya risiko kotoran di dalam tangki akan ikut terisap ke dalam sistem bahan bakar.

"(Kondisi ini) bisa menyumbat filter bahan bakar dan injektor, menyebabkan masalah kinerja atau kerusakan," tuturnya.

3. Sulit mempertahankan kinerja kendaraan

Menurut Nizam, beberapa kendaraan mungkin tidak beroperasi secara efisien dengan bahan bakar yang sangat rendah.

Imbasnya, sistem mungkin harus bekerja lebih keras untuk menarik bahan bakar, yang dapat menyebabkan penggunaan bahan bakar lebih tinggi.

4. Kehabisan bahan bakar

Dampak terakhir, kemungkinan bahan bakar yang habis di tengah jalan lantaran terlalu sedikit.

"Tentu saja, jika bahan bakar hampir habis berisiko kehabisan bahan bakar, yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan pengendara," kata dia.

Baca juga: Haruskah Pengendara Motor dengan Tangki di Depan Turun Saat Isi Bensin?

Mesin diesel harus lebih hati-hati

Nizam menjelaskan, dampak membiarkan bahan bakar sedikit tersebut umumnya berlaku untuk semua kendaraan, baik bensin maupun diesel.

Namun, khusus diesel, cenderung lebih sensitif terhadap suhu sangat rendah, sehingga bahan bakar berpotensi mengental dan menggumpal.

"Harus lebih hati-hati terhadap keadaan ini," ujarnya.

Dia pun menambahkan, pengguna kendaraan dapat menerapkan kisaran 20 persen sisa bahan bakar sebagai patokan agar tangki tidak terlalu kosong.

"Setahu saya banyak yang menggunakan patokan di angka 20-25 persen (sisa bahan bakar), atau sesuai dengan standar manufaktur," paparnya.

Senada, dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) Dr Jayan Sentanuhady menuturkan, mesin diesel tidak boleh kosong atau tidak terisi bahan bakar sama sekali.

"Kalo untuk mesin-mesin diesel model lama kalau saluran fuel (bahan bakar) keisi udara bisa tidak mau distarter," jelasnya, ketika dihubungi Kompas.com, Senin.

Dia mengungkapkan, udara yang masuk ke saluran atau tangki bahan bakar kendaraan biasanya akan membuat mesin macet dan tidak menyala.

Pasalnya, udara yang terjebak dalam tangki akan menyebabkan bahan bakar tidak dapat mengalir secara normal.

Kendati demikian, menurut Jayan, kondisi tersebut tidak berlaku pada kendaraan dengan mesin bensin.

"Tidak apa-apa (tangki hanya berisi sedikit bensin)," ucap Jayan.

"Tapi saran saya memang seharusnya diisi sebelum habis. Biar tidak kehabisan di jalan dan membuat repot," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Israel Serang Kamp Pengungsi di Rafah, 21 Tewas, Bantuan ke Gaza Terhenti

Israel Serang Kamp Pengungsi di Rafah, 21 Tewas, Bantuan ke Gaza Terhenti

Tren
Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Tren
La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Tren
Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Tren
Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com