Terpisah, Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (FT UNS) Prof Muhammad Nizam mengatakan, akan ada masalah jika menyisakan sedikit bahan bakar kendaraan.
"Biasanya ada beberapa masalah yang sering terjadi akibat membiarkan BBM tinggal sedikit ini," katanya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.
Sejumlah masalah tersebut, menurut Nizam, meliputi:
Nizam menjelaskan, pompa bahan bakar modern sering kali terletak di dalam tangki serta menggunakan bahan bakar sebagai pelumas dan pendingin.
Jika bahan bakar terlalu rendah, pompa dapat kehilangan pelumasan dan pendinginan yang memadai, sehingga berpotensi mengalami kerusakan.
Dampak kedua, yakni adanya risiko kotoran di dalam tangki akan ikut terisap ke dalam sistem bahan bakar.
"(Kondisi ini) bisa menyumbat filter bahan bakar dan injektor, menyebabkan masalah kinerja atau kerusakan," tuturnya.
Menurut Nizam, beberapa kendaraan mungkin tidak beroperasi secara efisien dengan bahan bakar yang sangat rendah.
Imbasnya, sistem mungkin harus bekerja lebih keras untuk menarik bahan bakar, yang dapat menyebabkan penggunaan bahan bakar lebih tinggi.
Dampak terakhir, kemungkinan bahan bakar yang habis di tengah jalan lantaran terlalu sedikit.
"Tentu saja, jika bahan bakar hampir habis berisiko kehabisan bahan bakar, yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan pengendara," kata dia.
Baca juga: Haruskah Pengendara Motor dengan Tangki di Depan Turun Saat Isi Bensin?
Nizam menjelaskan, dampak membiarkan bahan bakar sedikit tersebut umumnya berlaku untuk semua kendaraan, baik bensin maupun diesel.
Namun, khusus diesel, cenderung lebih sensitif terhadap suhu sangat rendah, sehingga bahan bakar berpotensi mengental dan menggumpal.
"Harus lebih hati-hati terhadap keadaan ini," ujarnya.
Dia pun menambahkan, pengguna kendaraan dapat menerapkan kisaran 20 persen sisa bahan bakar sebagai patokan agar tangki tidak terlalu kosong.
"Setahu saya banyak yang menggunakan patokan di angka 20-25 persen (sisa bahan bakar), atau sesuai dengan standar manufaktur," paparnya.
Senada, dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) Dr Jayan Sentanuhady menuturkan, mesin diesel tidak boleh kosong atau tidak terisi bahan bakar sama sekali.
"Kalo untuk mesin-mesin diesel model lama kalau saluran fuel (bahan bakar) keisi udara bisa tidak mau distarter," jelasnya, ketika dihubungi Kompas.com, Senin.
Dia mengungkapkan, udara yang masuk ke saluran atau tangki bahan bakar kendaraan biasanya akan membuat mesin macet dan tidak menyala.
Pasalnya, udara yang terjebak dalam tangki akan menyebabkan bahan bakar tidak dapat mengalir secara normal.
Kendati demikian, menurut Jayan, kondisi tersebut tidak berlaku pada kendaraan dengan mesin bensin.
"Tidak apa-apa (tangki hanya berisi sedikit bensin)," ucap Jayan.
"Tapi saran saya memang seharusnya diisi sebelum habis. Biar tidak kehabisan di jalan dan membuat repot," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.