Tak hanya Thailand, negara-negara lain di Asia, seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura juga sedang bergulat dengan tren populasi yang serupa. Akan tetapi, proyeksi tersebut sangat buruk di Thailand.
Apabila hal itu terus berlanjut, negara dengan jumlah populasi 66 juta jiwa tersebut akan berkurang setengahnya sebelum pergantian abad ini.
Kondisi ini juga dapat berdampak besar pada perekonomian, layanan kesehatan, dan pembangunan.
Para ahli mengatakan, penanganan krisis kelahiran ini tergantung pada peningkatan kesadaran, perubahan pola pikir, peningkatan dukungan dari semua sektor, dan memastikan langkah-langkah yang diterapkan pemerintah cepat seiring berjalannya waktu.
Baca juga: Bus Double Decker di Thailand Menabrak Pohon dan Terbelah Jadi Dua, Tewaskan 14 Orang
Pemerintahan Perdana Menteri Srettha Thavisin saat ini sangat menyadari proyeksi populasi dan implikasi jangka panjangnya terhadap angkatan kerja dan produktivitas.
Pada September lalu, Menteri Kesehatan Masyarakat, Dr Cholnan Srikaew menekankan pentingnya prokreasi bagi daya saing Thailand dan berjanji untuk memasukkan promosi persalinan ke dalam agenda nasional.
Ia menggarisbawahi perlunya mengubah persepsi masyarakat mengenai banyaknya anak yang dapat membuat mereka miskin.
“Orang Thailand tidak akan memiliki anak, terutama mereka yang memiliki pendidikan, pengetahuan, dan kemampuan yang baik serta mampu secara finansial. Mereka tidak akan melakukannya,” ungkapnya.
“Ini adalah sesuatu yang terdistorsi dalam masyarakat Thailand,” tambahnya.
Sebuah komite yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan Masyarakat akan membahas kerangka komprehensif untuk promosi persalinan, keselamatan ibu dan bayi, serta anak yang berkualitas.
Kementerian juga berencana untuk membuka klinik kesuburan di setiap provinsi.
Selain itu, mereka juga akan membahas langkah-langkah dalam mengurangi beban mengasuh anak, membantu perempuan yang mengalami kesulitan hamil, dan membuat teknologi reproduksi berbantuan dapat diakses oleh para lajang, dan LGBTQ.
Baca juga: Saat Mata Seorang Bayi di Thailand Berubah Jadi Biru Usai Jalani Terapi Covid-19...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.