Setelah itu, ia mencoba bertanya kepada petugas tersebut, tetapi tidak mendapatkan jawaban.
Tak ingin menimbulkan masalah, ia meninggalkan rumah sakit dan mengambil hasil rontgen paru-parunya.
Ketika sampai di rumah, Smith terkejut karena petugas medis ternyata mengabaikan tanda-tanda yang jelas bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan paru-parunya.
“Sudah jelas bagi setiap dokter. Itu jelas menyusut, dia ceroboh. Dia hanya tidak memercayai saya," katanya.
“Saya menangis. Saya harus meninggalkan semua teman saya yang sedang bersenang-senang untuk mencoba menyelesaikan masalah paru-paru saya, dan seseorang mencoba mengatakan bahwa paru-parunya belum kolaps padahal saya tahu itu sudah kolaps,” tambahnya.
Menurutnya, petugas di RS sebelumnya tidak melihat hasil rontgen dengan benar dan tidak tahu apa yang seharusnya dilihat.
Baca juga: Ramai soal Mandi Malam Hari Sebabkan Paru-paru Basah, Ini Kata Dokter
Ketika rasa sakitnya semakin memburuk, Smith memutuskan kembali ke pusat perawatan darurat Queen's Hospital keesokan harinya dan melakukan rontgen ulang.
Menurutnya, hasil rontgen ulang menunjukkan bahwa kondisi paru-parunya yang kolaps semakin memburuk.
Ia mengaku, paru-parunya menyusut sebesar 80 persen atau menyisakan 20 persen dari ukuran normalnya. Petugas medis yang sedang berjaga pun terkejut, karena Smith belum dirawat di unit gawat darurat.
Smith kemudian dirujuk ke NHS St Bartholomew's Hospotal di pusat kota London.
Di rumah sakit itu, Smith harus dirawat selama 10 hari sebelum paru-parunya cukup pulih untuk dioperasi.
"Ini adalah satu-satunya dokter atau perawat yang pernah saya hadapi yang tidak memercayai saya,” tuturnya.
Ia kemudian bisa hidup normal kembali setelah menjalani operasi untuk mengatasi paru-paru menyusut tersebut.
Baca juga: Ramai soal Resep Herbal untuk Menyehatkan Paru-paru, Ini Kata Dokter
Paru-paru kolaps yang dialami Smith tersebut rupanya merupakan kejadian yang ketiga kali selama hidupnya.