Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Tawanan yang Dilepas Hamas Disebut Alami "Stockholm Syndrome", Apa Itu?

Kompas.com - 28/11/2023, 21:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Sehingga menurutnya, akan muncul kedekatan emosional yang terbangun di antara keduanya, pelaku dan tawanan bisa saling membantu di dalam keadaan terbatas.

“Bahkan saat dipulangkan atau bebas, akan terasa berat untuk meninggalkan pelaku, serta justru ingin membuat kenangan bersama, seperti meminta foto bersama,” terangnya.

Baca juga: Ramai soal Sindrom Nasi Goreng, Apa Itu?

Sebagai bentuk coping mechanism

Ratna menilai, sindrom stockholm ini juga sebagai bentuk coping mechanism atau suatu upaya yang dilakukan seseorang ketika dalam kondisi tertekan atau stres untuk mengatasi tekanan, melindungi diri, dan bertahan hidup.

Stockholm syndrome ini muncul karena korban penculikan ingin memiliki kesempatan bertahan hidup atau waktu lebih lama untuk menikmati hidup,” ucap Ratna.

Menurutnya, coping mechanism ini bisa terjadi secara sadar ataupun tidak sadar.

“Dalam waktu lama, mereka harus menikmati kondisi yang ada. Di sisi lain, mereka diperlakukan dengan baik oleh pelaku,” ujar dia.

Sehingga, tawanan tidak melawan atau menolak untuk berinteraksi dengan pelaku.

Baca juga: Barack Obama Alami Sindrom Tidur Pendek, Apa Itu?

Awal mula istilah sindrom stockholm

Sesuai namanya, istilah sindrom tersebut muncul dari peristiwa perampokan bank di Stockholm, Swedia pada 1973.

Saat itu, banyak pegawai yang ditawan oleh perampok. Para tawanan tersebut kemudian bersimpati kepada para perampok yang telah menawannya.

Bahkan setelah bebas, para pegawai bank menolak untuk memberikan kesaksian di pengadilan dan justru mengumpulkan uang untuk membela perampok.

“Kriminolog dan psikiater Swedia bernama Nils Bejerot menamainya dengan istilah sindrom stockholm,” jelas Ratna.

Baca juga: Ramai soal Sindrom Skibidi Toilet, Apa Bahayanya untuk Anak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com