Sekitar setengah dari jumlah tersebut atau sejumlah 15,1 persen turut mengaku telah mengembangkan perasaan romantis lebih lanjut dengan rekan kerjanya.
Tak hanya itu, hampir 13 persen "pelaku perselingkuhan" mengaku memiliki pasangan yang juga sama-sama bekerja.
Hal ini berhubungan dengan temuan penelitian yang mengungkap bahwa mereka yang memiliki pasangan bekerja cenderung curhat kepada rekannya daripada pasangan yang sebenarnya.
Yang mengejutkan, 22,2 persen atau 561 individu cukup licik untuk merahasiakan perbuatan terlarang mereka.
Sedangkan, 17 persen mengaku ketahuan karena seseorang di tempat kerja mengungkap hubungan rahasia tersebut.
Kendati demikian, penting untuk tidak membuat stereotip bahwa semua orang di bidang-bidang paling rawan selingkuh sudah pasti akan berselingkuh.
"Meskipun perselingkuhan lebih umum terjadi di satu industri dibandingkan industri lainnya, bukan industri yang harus disalahkan," ujar terapis keluarga dan pernikahan dari Thriveworks, Kara Kays.
Baca juga: KASN: Ratusan ASN Dilaporkan Selingkuh Sepanjang 2020-2023
Menurut Kays, profesi dan industri dengan banyak perjalanan atau terbatasnya waktu di rumah dapat menjadi penyebab utama tidak terpenuhinya kebutuhan pribadi dalam pernikahan.
"Perselingkuhan terjadi dalam hubungan di mana kebutuhan salah satu atau kedua pasangan tidak terpenuhi," kata Kays.
"Ini bisa berupa kebahagiaan, keintiman, dan juga koneksi," lanjutnya.
Guna mencegah situasi seperti ini, menurut dia, komunikasi yang jelas dan jujur adalah kunci utamanya.
"Mendengarkan untuk benar-benar memahami, bukan berdebat," ungkap Kays.
Dia melanjutkan, koneksi akan membantu pasangan merasakan tingkat keamanan yang mendalam satu sama lain.
"Dan memastikan adanya keselarasan dalam ekspektasi dalam hubungan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.