Habibie mengungkapkan, orang yang mengalami henti jantung mendadak tidak menunjukkan gejala khusus.
"Korban akan tiba-tiba kolaps saat (melakukan) aktivitas berat," tegasnya.
Namun, kondisi tersebut dapat diketahui dari penyakit penyerta yang mengakibatkan henti jantung mendadak.
Lebih lanjut dia menjelaskan penyakit penyerta dan gejala yang bisa menimbulkan henti jantung.
Penderita penyakit jantung koroner sering merasakan nyeri dada saat beraktivitas. Sementara pasien dengan gangguan irama akan sering merasakan dada tidak nyaman atau berdebar-debar.
"Nah, apabila sudah ada tanda-tanda itu, sudah semestinya kita konsul ke dokter spesialis jantung untuk dicari tahu apakah ada risiko henti jantung mendadak atau tidak ke depan," tambah Habibie.
Baca juga: Waspada Penyakit Jantung, Ini Cara Deteksi Dini lewat Menari
Meski begitu, Habibie menyatakan, ada upaya pertolongan pertama yang bisa dilakukan terhadap orang yang mengalami henti jantung mendadak.
"Pertolongan pertama bisa dilakukan dengan namanya bantuan hidup dasar," jelas dia.
Pertolongan pertama yang dilakukan berupa pijat jantung luar dan pemberian bantuan napas buatan sesuai dengan protokol bantuan hidup dasar.
Pijat jantung luar dilakukan melalui metode Resusitasi Jantung Paru (RJP). Caranya sebagai berikut:
'Selain itu, fasilitas-fasilitas umum yang berisiko seperti bandara, mal, stadion, wajib menyediakan AED atay automated external defibrilator untuk segera dipasangkan pada pasien yang mengalami cardiac arrest," lanjut dia.
Automated external defibrilator merupakan perangkat portabel untuk menganalisis irama jantung dan jika diperlukan memberikan sengatan listrik untuk mengembalikan irama jantung.
Sementara itu, Habibie menyebut, henti jantung dapat dicegah dengan cara mengenali kondisi tubuh yang berisiko mengalami gangguan tersebut.
"Kenali faktor risiko dengan medical check-up dan apabila sudah tau ada faktor risikonya ya itu yang ditangani," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.