Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Larang Wisatawan Pakai Atribut Hamas-Israel, Pelanggar Bisa Kena Sanksi

Kompas.com - 07/11/2023, 17:01 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA) melarang wisatawan yang datang ke negaranya menggunakan simbol-simbol Hamas dan Israel.

Pihak berwenang akan menindak wisatawan yang mengenakan atau menampilkan simbol-simbol konflik Israel-Hamas, termasuk pakaian, bendera, dan spanduk.

"Wisatawan yang mengenakan pakaian seperti itu dapat ditolak masuk ke Singapura," ungkap MHA, dilansir dari Straits Times.

Baca juga: Krisis Gaza dan Daftar Negara yang Tarik Dubesnya dari Israel, Mana Saja?

Para wisatawan tersebut selanjutnya tidak diizinkan masuk ke negara yang dijuluki Negeri Singa itu.

Larangan tersebut juga berlaku bagi warga negara Singapura.

Mereka yang terbukti menggunakan simbol-simbol terkait konflik Hamas dan Israel di depan umum akan dikenai denda 500 dollar Singapura sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

Baca juga: Saat China Hapus Israel dari Peta...

Baca juga: Mengenal Kamp Jabalia, Rumah Ratusan Ribu Pengungsi Palestina yang Jadi Sasaran Israel

Temuan perdagangan barang bersimbol Hamas-Israel

Sebelumnya, Pemerintah Singapura menemukan adanya penjualan pakaian dan atribut perlengkapan terkait konflik Hamas dan Israel yang dijual secara bebas di situs penjualan online.

Barang-barang yang dijual di antaranya kaus, ikat kepala, dan stiker. Salah satu kaus dijual dengan harga 20 dollar Singapura.

Beberapa warga Singapura telah membeli atribut tersebut dan dipajang di publik.

Baca juga: Kenapa Semangka Jadi Simbol Dukungan kepada Palestina?

Dikutip dari MS News, MHA dengan tengas menyatakan bahwa memajang barang-barang yang berkaitan dengan konflik Hamas dan Israel merupakan sebuah pelanggaran.

Pelanggaran tersebut termasuk dalam Undang-Undang Lambang Nasional Asing (Pengendalian Tampilan) 1949.

Jika terbukti bersalah, pelanggar dapat dikenai hukuman penjara hingga enam bulan, denda hingga 500 dollar Singapura.

Oleh sebab itu, MHA menyarankan agar tidak menampilkan lambang-lambang tersebut.

Baca juga: 5 Fakta Iron Dome, Pertahanan Terkuat Milik Israel untuk Melawan Hamas

Disebut sebagai masalah emosional

Ratusan orang menggelar aksi bela Palestina dengan berkumpul di sekitar Balai Kota Malang pada Jumat (20/10/2023), siang.KOMPAS.com/ Nugraha Perdana Ratusan orang menggelar aksi bela Palestina dengan berkumpul di sekitar Balai Kota Malang pada Jumat (20/10/2023), siang.

Masih dari sumber yang sama, MHA mengatakan bahwa konflik Israel-Hamas yang saat ini masih berlangsung adalah masalah emosional.

Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau warga Singapura untuk waspada terhadap konflik tersebut karena dinilai sensitif.

"Kita tidak boleh membiarkan peristiwa yang terjadi di luar negeri mempengaruhi perdamaian dan kerukunan yang kita miliki di Singapura," kata MHA.

Baca juga: Proyek Ambisius Israel, Berencana Bangun Tandingan Terusan Suez yang Lewati Gaza

Penggalangan dana lewat badan amal resmi

Meskipun dilarang mengenakan atribut terkait konflik Hamas-Israel, pemerintah Singapura tetap mengizinkan warganya untuk memberi bantuan kepada korban terdampak perang tersebut.

Bantuan dapat disalurkan melalui kegiatan penggalangan dana resmi dan pengumpulan sumbangan untuk mendukung upaya bantuan kemanusiaan.

Badan amal lokal yang memiliki izin penggalangan dana untuk tujuan amal asing di antaranya Masyarakat Palang Merah Singapura (SRC) dan Yayasan Rahmatan Lil Alamin, atau RLAF.

Beberapa badan amal tersebut tercatat telah mengumpulkan dan memberikan bantuan kepada penduduk di Gaza.

Baca juga: Elon Musk, Koneksi Internet Starlink di Gaza, dan Pertentangan Israel...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com