"Sifilis sekunder ditandai dengan munculnya ruam atau bintik merah kehitaman di seluruh tubuh," kata dia.
Selain itu, biasanya pasien juga akan mengalami gejala seperti flu yang meliputi nyeri otot, nyeri sendi, nyeri tulang, sakit kepala, juga demam.
Kalau sifilis sekunder tak diobati, maka akan berkembang menjadi sifilis laten.
Kemudian jika belum diobati juga, maka akan berkembang menjadi sifilis tersier yang ditandai dengan munculnya guma.
"Guma adalah semacam lesi atau benjolan atau luka yang destruktif yang banyak sekali, mengandung bakteri Treponema pallidum," ujarnya.
Baca juga: Kasus Sifilis di DIY Meningkat, Ketahui Penyebab dan Gejalanya!
Menurut Intan, sebenarnya selama pasien tak memiliki resistensi terhadap antibiotik, pengobatan sifilis bisa dengan mudah dilakukan. Hal ini karena setiap fasilitas kesehatan memiliki antibiotik untuk pengobatan penyakit ini.
Akan tetapi, kata dia, tantangan terbesar adalah diagnosa penyakit dengan cepat dan tepat agar penyakit tak sampai berkembang.
"Karena kalau late diagnostic, tidak ketahuan dan terlambat melakukan tata laksana, akan menyebabkan kerusakan permanen untuk beberapa organ," ucapnya.
Beberapa kondisi sifilis yang tak terobati bisa menyebabkan komplikasi seperti sifilis otak, mata, hati, jantung, dan sifilis-sifilis lainnya.
"Saat tidak diobati kerusakan bisa jadi permanen tak bisa diobati lagi," ucapnya.
Ia mengatakan, penting bagi masyarakat untuk mengetahui gejala sifilis dan bersedia melakukan pengobatan untuk mendapatkan pengobatan yang adekuat.
"Yang lebih penting adalah pencegahan dan promotifnya, jangan melakukan hubungan yang berisiko tertular," ucapnya.
Baca juga: UPDATE Cacar Monyet di Indonesia, Bertambah Jadi 36 Kasus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.