Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sifilis Masih Mengintai, Dokter Ingatkan Gejala dan Risikonya jika Terlambat Diobati

Kompas.com - 06/11/2023, 10:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

"Sifilis sekunder ditandai dengan munculnya ruam atau bintik merah kehitaman di seluruh tubuh," kata dia.

Selain itu, biasanya pasien juga akan mengalami gejala seperti flu yang meliputi nyeri otot, nyeri sendi, nyeri tulang, sakit kepala, juga demam.

Kalau sifilis sekunder tak diobati, maka akan berkembang menjadi sifilis laten.

Kemudian jika belum diobati juga, maka akan berkembang menjadi sifilis tersier yang ditandai dengan munculnya guma.

"Guma adalah semacam lesi atau benjolan atau luka yang destruktif yang banyak sekali, mengandung bakteri Treponema pallidum," ujarnya.

Baca juga: Kasus Sifilis di DIY Meningkat, Ketahui Penyebab dan Gejalanya!

Pengobatan sifilis

Menurut Intan, sebenarnya selama pasien tak memiliki resistensi terhadap antibiotik, pengobatan sifilis bisa dengan mudah dilakukan. Hal ini karena setiap fasilitas kesehatan memiliki antibiotik untuk pengobatan penyakit ini.

Akan tetapi, kata dia, tantangan terbesar adalah diagnosa penyakit dengan cepat dan tepat agar penyakit tak sampai berkembang.

"Karena kalau late diagnostic, tidak ketahuan dan terlambat melakukan tata laksana, akan menyebabkan kerusakan permanen untuk beberapa organ," ucapnya.

Beberapa kondisi sifilis yang tak terobati bisa menyebabkan komplikasi seperti sifilis otak, mata, hati, jantung, dan sifilis-sifilis lainnya.

"Saat tidak diobati kerusakan bisa jadi permanen tak bisa diobati lagi," ucapnya.

Ia mengatakan, penting bagi masyarakat untuk mengetahui gejala sifilis dan bersedia melakukan pengobatan untuk mendapatkan pengobatan yang adekuat.

"Yang lebih penting adalah pencegahan dan promotifnya, jangan melakukan hubungan yang berisiko tertular," ucapnya.

Baca juga: UPDATE Cacar Monyet di Indonesia, Bertambah Jadi 36 Kasus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com