Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Helen Keller Bisa Menerbangkan Pesawat padahal Buta, Tuli, dan Bisu

Kompas.com - 31/10/2023, 09:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.comHelen Keller merupakan seorang tokoh inspiratif yang dikenal karena mampu menjadi penulis, aktivis, dan pendidik meskipun dia buta, tuli, dan bisu sejak kecil.

Helen Keller menjadi tokoh inspiratif berkat perjuangan dan kemampuannya bertahan hidup meskipun dia tidak bisa melihat, mendengar, dan berbicara.

Meski begitu, ada suatu momen ketika Helen Keller mampu menerbangkan pesawat di tengah keterbatasannya.

Meski penerbangan itu tidak lama, pilot mengakui Helen Keller bisa menerbangkan pesawat dengan hati-hati dan tidak menimbulkan guncangan.

Baca juga: Kisah Carissa Crysilla, Alami GERD dan Nyaris Kena Autoimun Diduga karena Makan Oatmeal Setiap Pagi


Baca juga: Kisah Anjing Tertua di Dunia Meninggal pada Usia 31 Tahun, Alami Masalah Penglihatan dan Pergerakan

Terbangkan pesawat untuk membuktikan diri

Helen Keller yang lahir pada 27 Juni 1880 memiliki kekaguman dengan penerbangan sejak kecil.

Diberitakan All Thats Interesting, Helen pertama kali menjadi penumpang pesawat pada 1919 saat membuat film Deliverance.

Di masa itu, muncul keraguan di antara publik terhadap kondisinya yang buta, tuli, dan bisu. Karena itu, produser membuat film untuk menunjukkan kehidupannya sekaligus kemampuan Helen hidup normal meski memiliki keterbatasan.

Baca juga: Kisah Hanang, dari Sukoharjo Menembus Harvard University dan Lolos LPDP

Karena saat itu pesawat terbang termasuk teknologi baru yang menarik, produser meminta Helen terbang naik pesawat. Meski sempat skeptis, Helen sangat ingin mencoba terbang.

Helen akhirnya berhasil terbang selama setengah jam. 

Helen kembali berkesempatan terbang pada 1931 dari Newark, New Jersey ke Washington DC untuk bertemu Presiden Herbert Hoover. 

Selama terbang dalam pesawat, Heller mengibaratkan penerbangan sebagai “seekor burung anggun yang berlayar melintasi langit yang tak terbatas".

Baca juga: Nekat Makan Magic Mushroom, Pilot Ini Hampir Matikan Mesin Pesawat Saat Terbang

Menerbangkan pesawat sendiri

Potret Helen Keller saat menerbangkan pesawat.Britannica/Library of Congress, Washington D.C Potret Helen Keller saat menerbangkan pesawat.
Akhirnya pada 1946, Helen Keller memiliki kesempatan untuk menerbangkan pesawat sendiri.

Dikutip dari Britannica, sebuah pesawat melakukan perjalanan dari Roma ke Paris melintasi Laut Mediterania pada Juni 1946.

Saat itu, Helen dan rekan sekaligus penerjemahnya Polly Thomson sedang melakukan perjalanan ke Eropa atas nama American Foundation mewakili komunitas orang buta.

Mereka lalu bertemu menaiki pesawat dengan kode penerbangan Douglas C-54 Skymaster.

Saat pesawat mereka melewati Laut Mediterania, pilot menyerahkan kendali pesawat kepada Helen yang duduk di kursi kopilot.

Pilot menyampaikan instruksi menerbangkan pesawat melalui Polly Thompson.

Baca juga: Cerita Korban Pinjol, Nyaris Bunuh Diri dan Bergelimang Utang...

Penerjemah itu lalu menjelaskan apa yang harus dilakukan terhadap Helen dengan cara menekankan tangannya ke tangan perempuan itu membentuk simbol-simbol tertentu.

“Dia duduk di kursi kopilot, dengan pilot di sampingnya, dan saya menyampaikan instruksinya kepadanya,” cerita Polly.

Helen berhasil menerbangkan pesawat selama sekitar 20 menit.

Menurut Polly, awak pesawat kagum dengan sentuhan sensitif yang Helen miliki saat mengendalikan pesawat.

Helen mampu duduk di depan kemudi serta menerbangkan pesawat dengan tenang dan mantap. Tidak ada guncangan atau getaran selama penerbangan 20 menit itu.

“Sungguh luar biasa merasakan pergerakan halus pesawat melalui kontrolnya," ungkapnya.

Menurut Helen, dia bahkan merasakan pesawat tersebut terbang dengan getaran yang lebih baik dari sebelumnya.

Baca juga: Cerita Ayya, Wakil Indonesia di Jambore Pramuka Dunia Korea Selatan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com