Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alternatif Pengganti Olahraga Jalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari

Kompas.com - 28/10/2023, 07:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama ini, penelitian merekomendasikan jalan kaki sebanyak 10.000 langkah per hari.

Penelitian itu menunjukkan, jalan kaki 10.000 langkah per hari dapat menjaga kesehatan tulang dan mengurangi risiko kematian dini.

Dilansir dari Womens Health, jalan kaki 10.000-12.500 langkah per hari dapat membantu menurunkan berat badan dan mengurangi lemak tubuh.

Namun, jalan kaki 10.000 langkah per hari bukan perkara mudah, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu.

Lantas, apa alternatif olahraga yang bisa dilakukan untuk mengganti jalan kaki 10.000 langkah per hari?

Alternatif olahraga jalan kaki 10.000 langkah per hari

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis Atherosclerosis menunjukkan, jalan kaki 10.000 langkah per hari memiliki manfaat yang sama dengan aktivitas naik tangga.

Bahkan, aktivitas naik tangga justru dianggap lebih efisien daripada jalan kaki.

Studi yang melibatkan lebih dari 450.000 orag dewasa itu menunjukkan, menaiki 5-50 anak tangga per hari dapat menurunkan penyakit kardiovaskular sebesar 20 persen.

Selain itu, manfaat yang sama juga ditemukan ketika Anda menaiki tangga yang dibagi menjadi beberapa segmen lebih kecil sepanjang hari, dibandingkan dengan menaiki lima anak tangga sekaligus.

Dilansir dari ABC News, seorang dokter pengobatan darurat, Darien Sutton mengatakan, olahraga naik tangga dapat membantu mengurangi risiko diabetes dan meningkatkan kekuatan otot.

Baca juga: Sering Disepelekan, Ini Posisi Kaki yang Benar Saat Jalan Kaki

Bergerak 20 menit per hari

Selain naik tangga, bergerak lebih aktif dalam waktu singkat juga dapat bermanfaat bagi tubuh.

Studi yang diterbitkan oleh British Journal of Sports Medicine membuktikan, hanya dengan bergerak 20-25 menit per hari dapat membantu seseorang hidup lebih lama.

Anda bisa memilih aktivitas, seperti jalan cepat, jogging, dan bersepeda.

Sebaliknya, orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidak bergerak akan mengalami peningkatan risiko kematian sebanyak 40 persen.

Baca juga: Berapa Langkah Jalan Kaki untuk Membakar Kalori?

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan agar orang dewasa melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 150 menit per minggu, yang setara dengan 30 menit sehari selama 5 hari per minggu.

CDC juga merekomendasikan agar orang dewasa melakukan aktivitas penguatan otot selama dua hari per minggu.

CDC mengatakan, orang dewasa tidak harus melakukan olahraga selama 30 menit setiap hari dalam satu waktu, dengan catatan Anda dapat membagi aktivitas Anda dalam seminggu dan memecahnya menjadi beberapa bagian latihan berdurasi lebih kecil.

Baca juga: Penyebab Berat Badan Tidak Turun meski Rutin Jalan Kaki Tiap Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com