Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Negara dengan Serangan Buaya Terbanyak di Dunia, Ini Alasan Indonesia Sulit Atasi Ancamannya

Kompas.com - 23/10/2023, 08:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

3. Ketiadaan biaya konservasi

Penyelamat dan konservasi satwa liar di pulau Bangka Belitung Alobi, Endi Riadi mengatakan pihaknya tidak pernah mendapat dana langsung dari pemerintah untuk mengelola pusat penyelamatannya.

Sejak didirikan pada 2014, dia hanya mengandalkan dana dari hasil donasi.

Padahal, Riadi mengaku, memelihara buaya air asin membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

"Sangat mahal untuk memelihara semua buaya di pusat penyelamatan," kata dia, masih dari sumber yang sama.

Sebanyak 34 ekor buaya air asin berhasil diselamatkan Alobi. Dia kemudian bekerja sama dengan para peternak sapi di daerah tersebut untuk mendapatkan makanan yang lebih hemat.

"Sebulan sekali kami bisa mendapatkan satu ekor sapi utuh untuk memberi makan mereka. Jika para peternak memiliki sapi yang mati, kami juga memberikannya kepada mereka," tutur Riadi.

Namun, ia tidak memungkiri bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk terus membawa buaya kembali ke pusat rehabilitasi yang sudah semakin sesak.

Baca juga: 70 Buaya Lepas Saat China Diterjang Banjir, Videonya Viral di Medsos

Sekilas tentang buaya air asin

Dikutip dari Conservation, buaya air asin atau Crocodylus porosus dikenal sebagai buaya muara karena mereka lebih menyukai hidup di sungai yang dipenuhi hutan bakau.

Buaya jenis ini merupakan reptil terbesar yang masih hidup, panjangnya bisa mencapai tujuh meter, jauh lebih besar dari komodo yang terkenal di Indonesia, sementara panjangnya bsia mencapai tiga meter.

Secara historis, buaya hidup di seluruh kepulauan Indonesia. Pada abad ke-20 buaya sebagian besar ditemukan di Jawa dan Bali. Namun, di ibu kota Indonesia, Jakarta, hewan ini juga pernah ditemukan di sungai yang mengalir di tengah kota.

Buaya muara sekarang lebih sering terlihat di pulau Jawa yang padat penduduknya, termasuk di laut lepas Jakarta.

Setidaknya 70 orang tewas karena serangan buaya muara setiap tahunnya di seluruh Indonesia.

Adapun jumlah tertinggi dilaporkan terjadi di kepulauan Bangka-Belitung di Sumatra dan provinsi Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Riau.

Baca juga: Ramai soal Buaya Raksasa di Bangka Belitung, Ini Penjelasan LIPI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

[POPULER TREN] Tanda Kolesterol Tinggi yang Kerap Diabaikan | Bantah Bunuh Vina, Pegi Tetap Diancam Hukuman Mati

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com