FODMAP adalah makanan sumber karbohidrat atau gula berantai pendek, yakni olisakarida, disakarida, monosakarida, dan poliol.
Meski pir sehat untuk tubuh, jika terlalu banyak dikonsumsi dapat memicu masalah pencernaan, seperti kembung, nyeri, dan diare.
Efek samping pir ini terutama terjadi pada orang yang mengidap sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS).
Oleh karena itu, penderira IBS sebaiknya berkonsultasi dengan pakar gizi sebelum memasukkan pir ke dalam pola makan.
Baca juga: Sering Digunakan untuk Diet, Kenali 3 Efek Samping Nasi Merah bagi Tubuh
Pir adalah makanan dengan kandungan asam folat yang melimpah. Vitamin B9 ini membantu memproduksi sel darah merah dan meningkatkan perkembangan otak.
Tak heran, wanita hamil biasanya dianjurkan mengonsumsi asam folat untuk membantu pembentukan sel-sel dan sistem organ janin, serta mencegah anemia.
Akan tetapi, terlalu banyak makan pir dalam satu waktu berpotensi menyebabkan kelebihan asam folat.
Masih dari Healthline, mengonsumsi asam folat terlalu banyak saat hamil dapat meningkatkan resistensi insulin dan memperlambat perkembangan otak pada anak-anak.
Sebuah penelitian menunjukkan, anak usia 4-5 tahun yang ibunya mengonsumsi lebih dari 1.000 mikrogram asam folat per hari saat hamil mendapat skor tes perkembangan otak yang lebih rendah.
Hasil skor tes perkembangan otak tersebut dibandingkan anak-anak yang ibunya mengonsumsi 400–999 mikrogram per hari.
Studi lain turut mengaitkan kadar folat yang lebih tinggi selama kehamilan dengan risiko resistensi insulin lebih besar pada anak usia 9-13 tahun.
Tak hanya itu, dikutip dari Good Health All, kelebihan asam folat juga dapat menyebabkan beberapa gejala instan, seperti ruam, kram, mual, kejang, dan gangguan tidur.
Baca juga: 5 Efek Samping Makan Tempe Terlalu Banyak, Bisa Picu Ketidakseimbangan Hormon
Meski sangat jarang terjadi, buah pir dapat memicu reaksi alergi pada beberapa orang, seperti menurut Healthline.