Michael Ashton, profesor psikologi di Brock University at Ontario mengatakan, banyak psikolog kepribadian yang menganggap MBTI sebagai metode tes untuk beberapa karakteristik kepribadian, namun tes ini memiliki sejumlah keterbatasan. Keterbatasan ini antara lain:
Tes MBTI disebut-sebut sudah ada sebelum psikologi menjadi ilmu empiris. Adam Grant, profesor psikologi di University of Pennsylvania menyebutkan, dalam ilmu sosial, ada empat standar yang digunakan, yaitu apakah kategori tes MBTI dapat diandalkan, sahih, independen, dan komprehensif.
Sayangnya jawabannya adalah tidak terlalu valid, independen, dan komprehensif.
Beberapa penelitian, misalnya, telah menunjukkan bahwa orang yang sama bisa mendapatkan hasil tes MBTI berbeda ketika diminta mengisi kembali, sehingga MBTi disebut tidak dapat diandalkan.
Keterbatasan lainnya dari tes MBTI adalah desainnya yang mengelompokkan seseorang secara hitam atau putih, antara extrovert atau introvert, judger atau feeler.
Masalahnya, ujar Ashton, kebanyakan orang tidak bisa secara jelas dipisahkan ke dalam dua kategori pada setiap dimensi kepribadian. Setiap orang memiliki tingkatannya sendiri dalam dimensi tersebut.
Sejak beberapa dekade yang lalu, para peneliti kepribadian telah memastikan bahwa dimensi kepribadian setidaknya ada lima. Malah baru-baru ini menjadi enam.
Dua yang baru ini adalah:
- Seberapa jujur dan rendah hativersus seberapa tidak jujur dan sombong
- Seberapa sabar dan menyenangkan seseorang vs cepat marah dan argumentatif orang tersebut
Meski demikian, tes MBTI tidak sepenuhnya tidak berguna. Sebab orang-orang yang mengerjakan MBTI memiliki keinginan untuk memahami diri dan orang lain.
Menurut Ashton, 16 kategori yang digunakan dalam MBTI juga merupakan turunan dari empat dimensi yang bisa digunakan untuk mendeskripsikan kepribadian seseorang.
Dengan demikian, tes MBTI bisa menjadi permulaan dari eksplorasi diri.
Meski efektivitasnya belum terbukti secara ilmiah, Anda tetap bisa mencoba untuk melakukan tes ini untuk ini melaui link berikut:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.