Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Siswi di Kenya Terkena Penyakit Misterius, Kaki Sulit Jalan hingga Lumpuh, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 06/10/2023, 07:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekitar 95 siswi di SMA Putri Eregi St Theresa, Kenya dilarikan ke rumah sakit akibat terkena penyakit misterius.

Para siswi tersebut dilaporkan menderita penyakit yang melumpuhkan kaki mereka. Kondisi ini menyebabkan sebagian besar dari mereka kesulitan berjalan bahkan hingga lumpuh.

Kejadian ini mulai terjadi pada Senin (2/10/2023). Awalnya, sekitar 62 siswi mengalami penyakit aneh tersebut. Namun, jumlahnya meningkat hingga lebih dari 95 siswi.

Diberitakan News18, SMA Putri Eregi St. Theresa ditutup sementara akibat kejadian ini.

Baca juga: Mengulik Sekte Kelaparan di Kenya, 89 Anggota Tewas hingga Disamakan dengan Teroris

Sementara itu, para siswi menjalani perawatan di berbagai rumah sakit, di antaranya sebanyak 30 orang di RS Kakamega, 31 orang di RS Misi Mukumu, 14 orang di RS Shibwe, dan 20 orang di RS Iguhu, dan lainnya di rumah sakit sekolah.

“Departemen pendidikan, pemerintah daerah, dan departemen kesehatan masyarakat berkomitmen untuk memastikan anak-anak menerima perawatan yang tepat,” jelas direktur pendidikan regional wilayah barat Kenya, Jared Obiero.

Sampel darah dari para siswi yang menderita penyakit tersebut dikirimkan ke Institut Penelitian Medis Kenya (KEMRI) untuk dianalisis. 

Hingga saat ini, penyebab para siswi mengalami sulit berjalan serta kelumpuhan belum diketahui pasti. Kendati demikian, terdapat sejumlah dugaan penyebab kejadian ini.

Baca juga: Netflix Bisa Diakses Secara Gratis di Kenya, Kok Bisa?


Baca juga: Mengenal Ramsay Hunt Syndrome, Penyebab Wajah Justin Bieber Lumpuh

Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh

Tes laboratorium awal melaporkan adanya peningkatan kadar elektrolit dalam tubuh para siswi. Kondisi ini menunjukkan kehilangan cairan dalam tubuh.

Dikutip dari Times of India, laporan laboratorium menunjukkan penyakit ini mungkin disebabkan oleh hilangnya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

Ketidakseimbangan elektrolit terjadi ketika kandungan mineral dalam tubuh terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Baca juga: 10 Negara Termiskin di Dunia, Semua dari Benua Afrika, Mana Saja?

Tanda-tanda umum ketidakseimbangan elektrolit berupa mulut kering dan rasa haus, gelisah, jantung berdebar-debar, mual atau muntah, detak jantung tidak teratur, dan tekanan darah rendah atau tinggi.

Selain itu, penderitanya dapat mengalami kebingungan atau masalah kognisi, lemah atau kejang otot, mati rasa atau kesemutan, serta kelelahan.

Meski begitu, temuan ini belum diputuskan menjadi penyebab penyakit misterius yang dialami para siswi di Kenya.

Baca juga: 10 Negara Termiskin di Dunia, Seberapa Buruk Kondisinya?

Diduga pura-pura

Sebelum tes darah dilakukan, muncul dugaan para siswi berpura-pura terkena penyakit misterius sehingga sulit berjalan. Aksi ini dikatakan terjadi karena mereka takut menjalani ujian akhir tahun.

"Sekitar 20 siswa menunjukkan gejala serupa dengan rekan-rekan mereka yang pernah dirawat di rumah sakit. Namun, (akhirnya) dirawat di sekolah, diberi konseling, dan sudah sembuh," jelas Obiero, dilansir dari Nation.

"Jika kita tidak hati-hati, kita mungkin menemukan hanya sedikit siswa yang sakit dan sebagian besar berpura-pura sakit," lanjutnya.

Dia menjelaskan, siswi kelas tiga SMA tersebut mulai ujian akhir tahun pada Rabu (4/10/2023). Namun, banyak dari mereka menentang program sekolah karena belum siap ujian.

Akibat kejadian ini, sekolah membolehkan orangtua membawa pulang anak-anak yang terdampak. Namun, anak-anak tersebut bisa tetap di sekolah untuk mendapatkan perawatan.

Baca juga: Gejala Penyakit Misterius yang Tewaskan Hampir 100 Orang di Sudan

Berpotensi menular ke keluarga

Sementara itu, direktur layanan medis wilayah tersebut Steven Wandei mengungkapkan, penyakit misterius ini berpotensi menular. Jika tidak dikelola dengan baik, bahkan dapat menular ke seluruh keluarga.

"Kita perlu mencari tahu apa yang membuat anak-anak perempuan kita sakit dan mengetahui penyebabnya sebelum kita bisa mengizinkan siswa yang tersisa untuk kembali ke rumah dan bergaul dengan saudara mereka yang lain," jelas dia.

Karena itu, pihaknya mengimbau orangtua membiarkan anaknya tetap berada di sekolah sementara pihaknya melakukan pemeriksaan dan perawatan.

Sampel feses, urine, dan darah para siswa juga dibawa ke laboratorium pemerintah di Kisumu dan Nairobi, Kenya untuk dianalisis.

Meski begitu, sebagian orangtua protes karena tidak diizinkan menjemput anak mereka. Mereka menyebut sekolah sangat padat sehingga memudahkan penularan penyakit.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Virus Misterius di Dasar Palung Mariana, Apa Itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com