Air selalu ada di atmosfer bumi dalam beberapa bentuk. Namun, molekul air terlalu kecil untuk terikat bersama dalam pembentukan tetesan awan.
Baca juga: Butuh Waktu Jutaan Tahun, Begini Proses Terbentuknya Batu Bara
Mereka membutuhkan permukaan yang "lebih datar", sebuah benda dengan radius setidaknya satu mikrometer (sepersejuta meter) di mana mereka dapat mengembun.
Benda-benda tersebut disebut inti kondensasi awan. Inti-inti ini adalah partikel-partikel kecil padat dan cair yang banyak ditemukan di atmosfer.
Mereka bersifat higroskopis, artinya mereka menarik molekul air, dan berukuran sekitar 1/100 ukuran tetesan awan tempat air mengembun.
Kehadiran inti yang menarik air saja tidak cukup untuk membentuk awan. Suhu udara juga harus berada di bawah titik embun, yaitu titik jenuh di mana penguapan sama dengan kondensasi.
Baca juga: Apa yang Menyebabkan Terjadinya Pasang Surut Air Laut? Berikut Penjelasannya
Udara dapat mencapai titik jenuh melalui beberapa cara. Cara paling umum adalah melalui udara yang naik dari permukaan ke atmosfer dan mendingin.
Ketika suatu blok udara naik, ia mengembang karena tekanan yang lebih rendah di atmosfer. Kemudian ekspansi ini menghasilkan pendinginan.
Setelah blok udara mencapai suhu saturasi (kelembaban relatif 100 persen), uap air akan mengembun ke inti kondensasi awan, menghasilkan pembentukan tetesan awan.
Ketika lebih banyak air yang mengembun pada inti daripada yang menguap, awan akan terbentuk dan tumbuh.
Sebaliknya, jika lebih banyak penguapan daripada kondensasi, awan akan menghilang. Inilah sebabnya mengapa awan muncul dan menghilang serta terus berubah bentuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.