Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Mi Instan Tiap Hari, Ini Efek Jangka Panjangnya bagi Tubuh

Kompas.com - 03/10/2023, 13:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Bahan-bahan yang digunakan untuk menjaga daya simpan tersebut, termasuk pengawet, perasa buatan, pemanis buatan, dan bahan tambahan lainnya yang dapat membantu menjaga tekstur, stabilitas, dan rasa mi instan

Bahan-bahan ini membuat mi sulit dicerna. Pada akhirnya, organ tubuh akan bekerja keras untuk memecah dan mengolah mi instan.

Jika hati bekerja terlalu keras, ia akan mulai menyimpan lemak di selnya sendiri, dan penumpukan lemak ini dapat merusak hati jika tidak dikendalikan.

4. Saluran pencernaan akan terganggu

Mi instan memiliki nutrisi yang jauh berbeda dengan semangkuk sup mie ayam buatan sendiri yang bersifat terapeutik, dan tubuh Anda harus melakukan lebih banyak pekerjaan untuk memecah mi instan dibandingkan kebanyakan makanan lainnya.

Ahli gastroenterologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Dr. Braden Kuo melakukan kerja keras untuk mengukur dengan tepat seberapa sulit mi instan dicerna.

Kuo melakukan penelitian, di mana partisipan menelan pil kamera, makan mi instan, dan mi segar. Kemudian ia memantau berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap jenis mi untuk melewati sistem pencernaan.

Rekaman dari kamera menunjukkan perbedaan grafis. Mi segar dicerna sepenuhnya dalam waktu satu atau dua jam, sedangkan mi instan tetap utuh dan tidak tercerna di perut beberapa jam setelah makan.

Kerja ekstra saluran cerna ini, berisiko menyebabkan gangguan saluran cerna yang khas.

Baca juga: 9 Hal yang Terjadi pada Tubuh jika Melewatkan Sarapan, Apa Saja?

5. Meningkatkan risiko sindrom metabolik

Jika seorang wanita makan mi instan secara rutin setiap hari, maka hal ini meningkatkan risiko sindrom metabolik yang jauh lebih besar.

Sindrom metabolik adalah gabungan antara obesitas, kolesterol tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah, menurut Harvard School of Public Health.

Kedua kondisi ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung, diabetes, dan kondisi lainnya.

Menurut The New York Times, hal ini mungkin terjadi karena wanita lebih sensitif terhadap efek karbohidrat, lemak jenuh, dan natrium setelah menopause.

Baca juga: Daftar Produk Mi Instan Indonesia yang Pernah Ditarik dari Peredaran di Luar Negeri

6. Kembung dan retensi cairan

Mi instan mengandung natrium tinggi yang dapat menyebabkan retensi cairan dan kembung.

Terlebih, bila Anda menikmati mi instan dengan cara menyeruput, bukan menggigitnya, maka ini akan menelan banyak udara yang selanjutnya dapat menyebabkan rasa kembung mengandung gas.

7. Meningkatkan risiko gagal jantung

Menurut Live Science , karena tingginya kadar natrium dan lemak jenuhnya, mi instan dapat meningkatkan peluang Anda terkena tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, yang pada gilirannya dapat membuat Anda lebih rentan terhadap gagal jantung.

Halaman:

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com