Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2023, 10:45 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Bogor, Senin (2/10/2023) sore.

Pertemuan itu digelar setelah Partai Demokrat mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto untuk menjadi bakal calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024.

Diberitakan Kompas.com, Senin, mobil milik SBY tiba di depan Istana Bogor sekitar pukul 16.52 WIB dan segera memasuki kompleks Istana Bogor melalui pintu di samping Gereja Zebaoth.

Pertemuan itu berlangsung selama satu jam. Sekitar pukul 17.44 WIB, SBY diantar keluar oleh Presiden Jokowi.

Lantas, apa yang dibahas kedua tokoh politik itu?

Bahas politik kebangsaan

Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani membenarkan adanya pertemuan tersebut.

”Benar, sore ini ada silaturahmi kebangsaan antara Pak SBY dan Pak Jokowi,” ujarnya, dilansir dari Harian Kompas, Senin.

Kamhar mengatakan, pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden ke-6 RI ini membahas seputar politik kebangsaan dan politik kenegaraan.

Menurutnya, silaturahmi ini akan memberikan dampak positif dan membuat dinamika politik menjadi lebih teduh dan sejuk.

Sebelumnya, sumber di lingkungan Istana mengatakan bahwa pertemuan itu merupakan inisiatif Presiden Jokowi yang mengundang SBY untuk bersilaturahmi ke Istana Bogor.

”Pak SBY memang diundang Presiden ke Istana Bogor. Sebenarnya sudah lama Pak SBY ingin bertemu dengan Presiden," kata sumber itu.

Sebelumnya, pada 17 Agustus 2023, SBY disebut sudah mengundang Presiden menghadiri peresmian Museum dan Galeri SBY-Ani di Pacitan.

Namun karena acaranya bertabrakan dengan Peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana, Presiden Jokowi tidak bisa hadir.

Baca juga: Mimpi SBY soal Naik Kereta Bareng Megawati dan Jokowi, Apa Artinya?

Pertemuan di tengah isu reshuffle

Pertemuan Presiden Jokowi dengan SBY di Istana Bogor digelar di tengah isu reshuffle usai rumah dinas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam mengatakan, pertemuan itu bisa menjadi sinyal pemerintah bakal memberi jatah kursi menteri ke Partai Demokrat.

"Jika Jokowi akhirnya memberikan jatah kursi menteri kepada Demokrat, maka hal ini akan menjadi momentum besar bagi terjadinya rekonsoliasi kekuatan politik Jokowi dan SBY, yang terbebas dari bayang-bayang tekanan Megawati," kata dia, dikutip dari Kompas.com, Selasa (3/10/2023).

Menurutnya, saat ini posisi Demokrat dalam sejumlah wacana perdebatan kebijakan publik tampak bergeser ke tengah, meskipun tetap mencoba menjaga nalar kritis konstruktifnya.

Di sisi lain, Umam menyatakan bahwa Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang kini berada di Koalisi Perubahan untuk Persatuan semakin kencang dan berani menunjukkan garis perbedaan arah kebijakan dengan pemerintahan Jokowi.

Jika sinyal jatah kursi menteri itu terjadi, Demokrat akhirnya akan meninggalkan jalan oposisinya dan mulai merapatkan barisan ke koalisi pemerintahan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Sudah Memasuki Tahap Kalibrasi, Kapan Bandara Dhoho Kediri Akan Beroperasi?

Sudah Memasuki Tahap Kalibrasi, Kapan Bandara Dhoho Kediri Akan Beroperasi?

Tren
Saat Ribuan Ton Ikan Sarden Mati dan Terdampar di Pantai Jepang...

Saat Ribuan Ton Ikan Sarden Mati dan Terdampar di Pantai Jepang...

Tren
Pendaftaran Petugas KPPS Pemilu 2024 Dibuka, Berikut Tugas dan Besaran Gajinya

Pendaftaran Petugas KPPS Pemilu 2024 Dibuka, Berikut Tugas dan Besaran Gajinya

Tren
Harbolnas 12.12: Ini 8 Daftar Produk yang Tawarkan Promo Spesial

Harbolnas 12.12: Ini 8 Daftar Produk yang Tawarkan Promo Spesial

Tren
Cara Ikut Lelang Barang Gratifikasi KPK 13 Desember 2023, Ada Album BTS, Sepeda Listrik, dan PS 5

Cara Ikut Lelang Barang Gratifikasi KPK 13 Desember 2023, Ada Album BTS, Sepeda Listrik, dan PS 5

Tren
Penjelasan KAI soal Foto Pramugari KA Wisata yang Beri Layanan Bermain Bersama Anak-anak

Penjelasan KAI soal Foto Pramugari KA Wisata yang Beri Layanan Bermain Bersama Anak-anak

Tren
Semua Meteran Listrik Konvensional Akan Diganti Jadi Smart Meter AMI, PLN Pastikan Gratis

Semua Meteran Listrik Konvensional Akan Diganti Jadi Smart Meter AMI, PLN Pastikan Gratis

Tren
Penipuan Quishing Bisa Kuras Rekening Pakai QR Code, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Penipuan Quishing Bisa Kuras Rekening Pakai QR Code, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Tren
Cara Ampuh Usir Tikus Pakai Bawang Putih, Kapur Barus, Soda, dan Cabai

Cara Ampuh Usir Tikus Pakai Bawang Putih, Kapur Barus, Soda, dan Cabai

Tren
Ada 28 Persen Warga Belum Menentukan Pilihan, Akankah Debat Capres-Cawapres Jadi Penentu?

Ada 28 Persen Warga Belum Menentukan Pilihan, Akankah Debat Capres-Cawapres Jadi Penentu?

Tren
Kerap Dianggap Tanaman Liar, Putri Malu Dijual Rp 150.000 di Swiss

Kerap Dianggap Tanaman Liar, Putri Malu Dijual Rp 150.000 di Swiss

Tren
Menggerus 'Trias Politica'

Menggerus "Trias Politica"

Tren
Sejumlah Wilayah Alami Penurunan Curah Hujan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Sejumlah Wilayah Alami Penurunan Curah Hujan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Efek Mengonsumsi Kol Goreng bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui

Efek Mengonsumsi Kol Goreng bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui

Tren
Cara Mengganti Password Hotspot pada Ponsel Android dan iPhone

Cara Mengganti Password Hotspot pada Ponsel Android dan iPhone

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com