Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Selalu Naik dan Turun dari Sisi Kiri Pesawat, Apa Alasannya?

Kompas.com - 29/09/2023, 17:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pesawat adalah moda transportasi yang dianggap paling cepat dan bisa meringkas waktu.

Setiap penumpang pesawat terbang biasanya akan naik dan turun melalui sisi kiri bagian pesawat, melewati garbarata.

Hal ini terlihat biasa, hingga tiba-tiba terlintas di kepala, mengapa pesawat selalu menaikkan dan menurunkan penumpangnya lewat sisi kiri pesawat? 

Apa alasannya?

Baca juga: Mengenang Aksi Heroik Anthonius, Petugas ATC yang Selamatkan Pesawat Saat Gempa Palu 2018


Alasan penumpang pesawat naik dari sisi kiri

Dilansir dari berbagai sumber, alasan penumpang pesawat selalui naik dan turun dari sisi sebelah kiri karena berbagai hal, mulai dari keselamatan hingga historis.

Berikut sederet alasan mengapa penumpang pesawat naik dan turun dari sisi kiri:

1. Mengikuti infrastruktur bandara

Dilansir dari The Jerusalem Post, naik pesawat melalui sisi kiri pesawat terbang merupakan kebiasaan yang logis jika dilihat dari infrastruktur bandara di dunia.

Dalam kebanyakan kasus, penumpang naik ke pesawat menggunakan garbarata. Meskipun  dapat dipindahkan ke sisi yang berbeda, namun garbarata selalu dirancang untuk terhubung ke sisi kiri pesawat.

Akan sangat membingungkan apabila maskapai pesawat mengizinkan penumpang untuk naik dari sisi yang berbeda.

Baca juga: Sebelum Tahun 1990, Penumpang Pesawat Bisa Merokok di Dalam Kabin, Seperti Apa Kondisinya?

2. Faktor keamanan

Alasan lain mengapa penumpang pesawat naik dari sisi kiri adalah karena faktor keamanan.

Mantan pilot dan ahli penerbangan dari University of Nevada, Las Vegas, Dan Bob mengatakan bahwa sebagian besar operasional pesawat dilakukan di sisi bagian kanan, seperti mengisi bahan bakar, bongkar muat bagasi, memasukkan makanan, dan sebagainya.

"Akan sangat berbahaya untuk menjemput penumpang dari sisi yang sama di mana terdapat lalu lintas kendaraan dan peralatan jenis lain," kata dia, masih dikutip dari sumber yang sama.

3. Memudahkan kerja pilot

Pertimbangan lain penumpang naik dari sisi kiri pesawat adalah karena pilot duduk di sebelah kiri, dan garbarata juga berada di sisi yang sama.

Hal ini memudahkan kerja kapten pilot lebih efisien sehingga menghindari tabrakan antara sayap pesawat dengan garbarata.

"Jika garbarata berada di sisi kanan pesawat, akan sulit bagi kapten untuk melihatnya dan menyelaraskan pesawat dengan tepat," kata Bob.

Baca juga: Seorang Penumpang Alami Diare, Pesawat Delta Air Terpaksa Putar Balik

4. Meniru kapal

Kebiasaan penumpang pesawat naik dari sisi kiri juga dipengaruhi oleh kebiasaan kapal yang lebih dulu melakukan kebiasaan serupa.

Dikutip dari Simple Flying, secara historis, banyak kapal memiliki bagian yang mirip dengan kemudi yang dikenal sebagai papan kemudi di sisi kanan.

Dulunya, para pelaut menggunakan dayung kemudi untuk mengendalikan kapal. Lantaran kebanyakan pengemudinya tidak kidal, dayung ditempatkan di sisi kanan kapal.

Ini berarti bahwa ketika sebuah kapal tiba di pelabuhan, sisi kirinya akan berada di dekat dermaga. 

Cara tersebut kemudian diikuti oleh para perancang pesawat terbang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com