Lebih lanjut Ismiralda mengungkapkan bahwa gejala luka tersebut dapat menghilang dengan sendirinya, tanpa pengobatan.
"Akan tetapi, setelah itu sifilis akan masuk ke dalam stadium 2, di mana gambaran klinisnya bisa berbagai macam seperti penyakit kulit yang lain," terangnya.
Beberapa gambaran klinis dari sifilis seperti:
"Kelainan-kelainan tersebut secara umun akan disertai pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Kecurigaan kita akan diperkuat bila hasil laboratoriumnya reaktif (pemeriksaan VDRL dan TPHA)," jelas Ismiralda.
"Ini pun tandanya bisa menghilang tanpa pengobatan, tapi akan berlanjut ke stadium berikutnya yang dapat menyerang organ jantung dan otak," sambungnya.
Baca juga: Viral, Unggahan Ruam Merah di Kulit Disebut Tanda HIV, Benarkah?
Ia menyampaikan, bahwa pasien dengan riwayat HIV memang memiliki kemungkinan atau risiko yang lebih besar terkena sifilis.
Pasien HIV sering kali disertai penyakit oportunistik lainnya seperti infeksi bakteri, virus, parasit maupun jamur, jadi harus dilakukan pemeriksaan lebuh lanjut.
"Kalau pasien dengan HIV memang risiko 90 persen lebih besar terkena sifilis, tetapi kita harus pastikan apakah betul sebelum diberikan pengobatan," kata dia.
Untuk itu, Ismiralda menyarankan apabila sudah terlihat tanda dan gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke Sp.KK/Sp.DVE terdekat anda untuk memdapatkan penanganan yang baik.
Baca juga: Kasusnya Terus Meningkat, Kenali Gejala dan Pencegahan HIV dan Sifilis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.