Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Charles Cullen, Perawat yang Akhiri Ratusan Nyawa Pasien dan Dihukum 397 Tahun Penjara

Kompas.com - 08/09/2023, 15:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sepanjang 16 tahun berkarier di bidang medis, Charles Cullen kerap berpindah-pindah rumah sakit di seluruh New Jersey dan Pennsylvania, Amerika Serikat (AS).

Namun, bukan untuk membantu orang, kepindahan Cullen merupakan pelarian sebelum orang-orang menyadari dia adalah seorang pembunuh.

Dikutip dari Fox News (2/12/2022), Cullen telah membunuh sedikitnya 29 pasien melalui suntikan obat-obatan dosis fatal dalam kurun waktu 1988-2003.

Saat dia ditangkap pertama kali pada 2003, penyelidik menyadari bahwa Cullen mungkin telah membunuh lebih dari jumlah tersebut.

Bahkan, beberapa orang percaya jumlah korban sebenarnya mendekati 400 orang, yang menjadikannya sebagai pembunuh berantai paling mematikan dalam sejarah.

Baca juga: Kisah Chuck Mawhinney, Tingkah Sembrono Mabuk di Malam Hari Antarkan Jadi Sniper Paling Mematikan AS


Masa kecil diliputi kematian dan depresi

Sebelum menjadi pembunuh berantai, Charles Cullen adalah seorang anak yang dikelilingi kematian dan diliputi depresi.

Menurut lini masa dari Department of Psychology Radford University, Cullen baru berusia tujuh bulan ketika ayahnya meninggal pada September 1960.

Pada usia sembilan tahun, Cullen mencoba bunuh diri dengan meminum campuran berbagai macam bahan kimia.

Hanya mempunyai sedikit teman, Cullen kecil kerap menjadi bahan ejekan di sekolah.

Di masa remajanya, sekitar 1975-1976, dia jatuh cinta pada karya Fyodor Dostoyevsky, khususnya novel Crime and Punishment, cerita seorang pria yang melakukan pembunuhan.

Tak lama, tepatnya pada 6 Desember 1977, ibunda Cullen tewas dalam sebuah kecelakaan mobil.

Dilansir dari All That's Interesting, jauh sebelum penangkapan pertama akibat pembunuhan pada 2003, Charles Cullen sudah terkenal berkat perilaku yang aneh dan mengancam.

Ejekan di masa kecil pun berubah menjadi intimidasi di sekolah menengah, bahkan perundungan fisik.

Hingga akhirnya, ketika menghadiri pesta berisi para pengganggu yang menyiksanya, Cullen yang berusia 18 tahun membalas dengan membubuhi minuman mereka dengan racun tikus.

Untungnya, keracunan di pesta remaja pada 1978 itu tidak berujung pada kematian.

Baca juga: Hari Nyamuk Sedunia, Mewaspadai Malaria dari Gigitan Hewan Paling Mematikan di Dunia

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com