"Itu misalnya yang terjadi pada kaki katak dalam video," lanjutnya.
Baca juga: Ini Bahaya Daging Sapi yang Terkena Antraks, Jangan Dimakan meski Dimasak Matang
Sementara pada sepotong daging yang tampak berkedut, Aji menyampaikan kemungkinan terkena rigor mortis.
Rigor mortis sendiri adalah proses perubahan daging menjadi kaku dan kehilangan fleksibilitasnya.
Saat kondisi ini terjadi, masih ada sisa-sisa energi dalam otot, sehingga otot atau daging mampu bergerak seperti kejang.
Aji memaparkan, proses tersebut bergantung pada seberapa banyak kandungan energi di dalam otot. Biasanya, kondisi ini terjadi sekitar enam jam setelah kematian hewan.
Beberapa bagian tubuh hewan cenderung masih bergerak saat pengulitan, sehingga energi sudah habis saat menjadi daging potongan.
Ada juga bagian tubuh yang tidak sempat mengalami rigor mortis karena cepat-cepat dimasukkan ke dalam freezer.
"Namun, semuanya itu adalah hal yang normal," ucap Aji.
Baca juga: Amankah Mengonsumsi Daging Ayam Mentah dalam Sajian Sashimi? Ini Kata Ahli Gizi
Aji menjelaskan, meski rigor mortis dapat dicegah dengan memasukkannya ke dalam freezer, sebaiknya daging hewan dibiarkan "bergerak" sebelum masuk pendingin.
Setidaknya, dengan mendiamkan daging selama enam hingga delapan jam setelah disembelih.
"Karena kejang atau kontraksi saat ajal, kematian, biarkan otot relaks dulu sebelum masuk freezer," kata dia.
Pasalnya, jika dipaksakan, tekstur daging justru akan menjadi lebih keras atau alot.
Namun demikian, Aji menegaskan, daging atau bagian tubuh yang bergerak karena rigor mortis atau gerak refleks, aman untuk dimakan.
"Semua aman," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.