Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Gagal Menguak Misteri Otak Manusia

Kompas.com - 19/08/2023, 18:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TERPENGARUH sabda Descrates “Cogito Ergo Sum”, saya berikhtiar menguak misteri yang menyelubungi otak saya sendiri.

Dalam berupaya mempelajari otak diri sendiri, otak saya merasa gagal-paham tatkala berhadapan dengan apa yang disebut sebagai memori alias daya ingat.

Maka saya memberanikan diri menarik kesimpulan bahwa pada hakikatnya apa yang disebut sebagai kognisi memang memiliki kapasitas sangat terbatas.

Konon berdasar kesepakatan konspiratif sebagian neurosaintis, pada lazimnya otak manusia dewasa hanya mampu menyimpan maksimal empat item yang berkeliaran di dalam pikiran masing-masing.

Keterbatasan ini mendasar bagi fungsi otak manusia di mana kapasitas individu secara direk sekaligus indirek berkorelasi dengan ukuran apa yang disebut sebagai kecerdasan yang bahkan kapasitasnya rawan berkurang pada penyakit neuropsikiatris.

Sementara ini, meskipun keterbatasan kapasitas manusia konon sudah dipelajari dengan cukup baik, mekanismenya belum diselidiki pada tingkat neuron tunggal.

Rekaman simultan dari korteks parietal dan frontal pada satwa kera menerangai keterbatasan kapasitas visual terjadi segera setelah pengkodean stimulus secara dari bawah ke atas alias bottom-up.

Keterbatasan kapasitas ditemukan untuk mencerminkan model ganda memori kerja. Bagian kiri dan kanan ruang visual memiliki kapasitas independen maka merupakan sumber daya yang terpisah.

Namun, dalam setiap kawasan, informasi saraf tentang objek yang berhasil diingat terkurangi dengan menambahkan objek lebih lanjut, yang mengindikasikan bahwa sumber daya terbagikan.

Secara serentak, hasil ini menunjukkan keterbatasan kapasitas visual karena sumber daya diskret semisal slot, masing-masing berisi himpunan informasi saraf yang terbatas yang dapat dibagi di antara objek.

Akibat sangat mendasar untuk kognisi, batasan kapasitas telah dipelajari pada manusia, khususnya batasan kapasitas memori kerja jangka pendek visual.

Pekerjaan ini telah menyebabkan beberapa teori saling berlawanan, bahkan berbenturan mengenai dasar saraf keterbatasan kapasitas.

Model "Diskret" menunjukkan bahwa keterbatasan kapasitas mencerminkan batas jumlah objek yang dapat direpresentasikan secara bersamaan.

Sementara model “Sumber Daya Fleksibel” memprediksi bahwa hanya jumlah total informasi yang tersedia secara terbatas, beserta informasi terbagi secara acak di antara semua objek yang diwakili.

Sungguh disayangkan sementara ini masih merupakan misteri enigmatis mengenai apakah batasannya berada di dalam pengkodean stimulus atau dalam perihal lainnya.

Memang untuk sementara ini, di antara segenap organ tubuh manusia yang paling sulit dibongkar misterinya adalah otak manusia

Pada hakikatnya segenap keraguan bingungologis serba membelit maupun melapis diri sendiri merupakan bukti bahwa manusia memang tidak sempurna maka daya otak manusia apalagi saya dengan sendirinya juga tidak sempurna.

Pada batasan tertentu otak manusia yang tidak sempurna wajar tidak mampu membuka tabir selimut misteri yang menyelubungi berbagai subyek dan obyek di makrokosmos dan mikrokosmos termasuk daya ingat inheren hadir di dalam otak manusia an sich gagal menguak misteri yang menyelubungi otak manusia itu sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com