KOMPAS.com - Kebakaran hutan melanda Kanada sejak April 2023 dan terus meluas hingga Agustus ini.
Sejumlah provinsi di wilayah Amerika Utara ini mengalami kebakaran, termasuk Nova Scotia, Quebec, Ontario, Yellowknife, Britich Colombia, dan Alberta.
Kebakaran itu disebut sebagai kebakaran terbesar sepanjang sejarah Kanada. Kondisi cuaca yang panas disebut menjadi salah satu penyebab.
Puluhan ribu warga yang berada di dekat wilayah kebakaran dievakuasi menuju daerah lain yang lebih aman.
Lantas, bagaimana nasib Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah terdampak kebakaran?
Baca juga: Kebakaran Melanda Hawaii, Satu Rumah WNI Habis Terbakar
Diberitakan Reuters, Jumat (18/8/2023), Pusat Kebakaran Hutan Antarlembaga Kanada (CIFFC) memperkirakan terjadi 5.738 kebakaran sepanjang tahun 2023. Kejadian ini menghanguskan 13,7 juta hektar wilayah.
Tak hanya itu, kejadian ini bahkan memecahkan rekor sebagai kebakaran terbesar sepanjang sejarah Kanada. Negara tersebut terakhir kali mengalami kebakaran seluas 7,6 juta hektar pada 1989.
Bahkan hingga Rabu (16/8/2023), masih ada 1.054 kebakaran hutan aktif di Kanada. Di antaranya, 669 kebakaran termasuk sulit dikendalikan.
Kekeringan menjadi salah satu penyebab kebakaran tahun ini. Sebagian besar wilayah negara tersebut hanya mengalami sedikit hujan es pada musim dingin hingga Maret 2023.
Setelah itu, kekeringan melanda sepanjang musim semi.
Selain itu, sebagian besar kebakaran hutan juga diyakini secara tidak sengaja terjadi akibat aktivitas manusia.
Hingga Jumat (18/8/2023), lebih dari 20.000 orang di Yellowknife, Kanada bagian utara dievakuasi. Sebelumnya, 30.000 orang di Provinsi British Columbia dan Alberta sebelah barat Kanada telah mengungsi.
Baca juga: Korban Tewas Hampir 100 Orang, Bagaimana Kebakaran di Maui Hawaii Bermula?
Meski begitu, sejumlah mahasiswa Indonesia terpaksa mengungsi akibat kebakaran yang terjadi di negara tersebut. Para mahasiswa tinggal di Kota West Kelowna, Provinsi British Colombia, Kanada.
"Pada 18 Agustus 2023, telah ditetapkan status emergency akibat kebakaran hebat di West Kelowna. Kebakaran terus bergerak ke pemukiman penduduk termasuk kampus Universitas Bristish Columbia di Okanagen," jelasnya kepada Kompas.com, Sabtu (19/8/2023).