Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Bayi Tertukar Setahun di Bogor, Ibu Minta Anak Kandungnya Segera Ditemukan

Kompas.com - 13/08/2023, 09:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bayi laki-laki dari pasangan suami istri M Thabrani (52) dan Siti Maulia (37) asal Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diduga telah tertukar.

Kasus bayi tertukar ini diduga terjadi di Rumah Sakit (RS) Sentosa, Kemang, Kabupaten Bogor, setelah sang ibu melahirkan secara sesar pada 18 Juli 2022.

Kuasa hukum Siti, Rusdy Ridho mengatakan, kala itu, kliennya kaget melihat gelang atau label nama yang dipakai tidak sesuai.

"Kejadiannya setahun lalu, jadi ketika hari kedua dikasih bayinya itu sudah ada kecurigaan. Secara psikologis seorang ibu ya, kok pas menyusui bayinya berbeda dengan hari pertama," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/8/2023).

Lantas, bagaimana kronologi bayi tertukar di Bogor?

Baca juga: Sederet Fakta dan Dugaan Kasus Empat Kerangka Bayi di Banyumas, Disebut Hasil Hubungan Gelap Ayah dan Anak


Kronologi kasus bayi tertukar di Bogor

Siti mengaku, peristiwa bermula saat dirinya melahirkan anak keempat secara sesar di Rumah Sakit Sentosa.

Diberitakan Kompas.com (11/8/2023), bayi sehat itu kemudian digendong dan diberi ASI serta kebutuhan lainnya.

Sehari kemudian, pada 19 Juli 2022 malam, bayi tersebut dibawa suster untuk diberikan perawatan ke ruangan khusus bayi.

Paginya, pada 20 Juli, saat si bayi hendak digendong dan disusui, Siti merasakan kejanggalan dan kecurigaan lantaran terasa berbeda.

"Terus Rabu pagi jam 06.00 itu saya merasa bayi berbeda pas digendong, dari bajunya yang awalnya kuning kok jadi pink. Dari fisik, muka, rambut, dan kulit berbeda. Kalau yang bayi saya rambutnya tipis, enggak tebel," ungkapnya.

Sebagai seorang ibu, Siti sebenarnya gelisah dan bertanya-tanya tentang bayi biologis yang sesungguhnya.

Namun, karena tidak ingin memperpanjang masalah, Siti dan Thabrani yang dipanggil ke ruangan segera mengurus administrasi.

Setelah tiga hari dalam perawatan, Siti kemudian membawa bayinya pulang. Kendati demikian, sesampainya di rumah, nama gelang yang ada di kaki bayi berbeda atau tertulis nama pasien lain.

"Jadi Kamis (21 Juli 2022) itu semakin gelisah dan curiga bahwa ini bukan anak saya. Meskipun saya sayang sama dia, tapi hati nurani bertanya-tanya," ujarnya.

Saat pihaknya mengonfirmasi ke rumah sakit, suster mengatakan bahwa hanya gelang yang tertukar.

"Terus suster sambil membentak kalau itu cuman gelang saja yang ketukar," kata dia.

Akhirnya, selama satu tahun, Siti Maulia merawat bayi yang diduga milik orang lain sembari terus berupaya membuktikan sang bayi bukan anaknya.

Baca juga: Kronologi Pengantin Baru di Bogor Kabur demi Mantan Kekasih, Berakhir Diceraikan

Hasil tes DNA bukan anak kandung

Siti Mauliah (37), orang tua bayi asal Ciseeng, Kabupaten Bogor yang merasa bayi tertukar, Kamis (10/8/2023). 

TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani Siti Mauliah (37), orang tua bayi asal Ciseeng, Kabupaten Bogor yang merasa bayi tertukar, Kamis (10/8/2023).

Empat bulan kemudian, tepatnya pada November 2022, Siti meminta alamat pasien B yang diduga ibu dari bayi yang tertukar.

"Saya dan pasien B dimediasi di rumah sakit. Tapi sampai sekarang enggak ada titik terang," ujarnya.

Di tengah mediasi, pasien B membantah anaknya telah tertukar dengan anak Siti. Upaya mediasi pun tak membuahkan hasil, hingga Siti memutuskan untuk melalukan tes DNA.

Hasil tes DNA tersebut menyatakan bahwa bayi yang dibawa pulang Siti bukanlah anak kandungnya.

"Saya akhirnya melapor ke polisi dan meminta bantuannya segera ditolong minta carikan anak saya. Sama pihak rumah sakit saya minta segera temukan anak saya supaya bisa kembali lagi, saya bisa mangku dia lagi," jelasnya.

Ibu lain belum mau tes DNA

Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako mengatakan, peristiwa tersebut baru diketahui secara resmi oleh rumah sakit pada Mei 2023 atau 11 bulan setelah kejadian.

RS kemudian mencocokkan data administrasi dengan bayi pasangan suami istri Thabrani dan Siti.

Berdasarkan data administrasi dan rekam medis, ujar Gregg, memang saat itu ada dua bayi laki-laki yang baru dilahirkan.

Kedua perempuan yang bayinya diduga tertukar itu dipanggil untuk melakukan tes DNA dan pengujian di laboratorium di Jakarta.

Namun, saat itu, ibu lain yang merupakan warga Tajur Halang, Kabupaten Bogor, tidak pernah mau datang atau bersedia tes DNA.

Saat ditanya alasan pasien B menolak untuk tes, Gregg mengaku tidak mengetahui pasti.

"Dan hari ini, kami tetap meminta ibu pasien B menunjuk lembaga laboratorium tes DNA-nya. Nanti RS akan memfasilitasi semua," ujar Gregg, dikutip dari Kompas.com (12/8/2023).

Baca juga: 4 Fakta Tewasnya Bripda IDF, Diduga Ditembak Sesama Polisi di Bogor

RS tak menampik bayi tertukar

Sementara itu, Gregg tak menampik bahwa telah terjadi kasus bayi tertukar di rumah sakitnya. Pihaknya mengakui insiden ini karena bukti hasil tes DNA.

Kini, RS Sentosa tengah berupaya menelusuri bagaimana bayi tersebut dapat tertukar.

"RS akan melakukan tes secara silang untuk mengetahui hasil mumpuni, baru nanti kita memikirkan langkah selanjutnya seperti apa karena ini menyangkut manusia," ujarnya.

"Tapi kemudian yang jadi kendala adalah pasien B menyatakan secara mental dan psikologis dia belum siap. Kami menghargai itu," lanjut Gregg.

(Sumber: Kompas.com/Afdhalul Ikhsan | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Maya Citra Rosa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com