Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rutin Minum Es Saat Makan Disebut Picu Kerusakan Ginjal, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 07/08/2023, 16:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang menyebutkan jika rutin minum es terutama saat makan dapat merusak ginjal, ramai di media sosial.

Video dengan keterangan "Bahaya Minum Es" tersebut diunggah melalui akun TikTok ini, Senin (31/7/2023).

Narasi dalam video mengatakan, orang-orang yang rutin minum es, ginjalnya lama-kelamaan akan tergerus atau bermasalah.

"Apalagi yang paling parah itu minum es waktu makan, itu buruknya luar biasa," ujar suaar dalam video.

Hingga Senin (7/8/2023) siang, video tersebut telah menuai lebih dari 1,1 juta tayangan, 10.600 suka, dan 490 komentar dari pengguna TikTok.

Lantas, benarkah minum es dapat merusak ginjal?

Baca juga: 6 Efek Terlalu Banyak Minum Air Putih, Picu Kram dan Kepala Berdenyut


Penjelasan dokter: minum es tidak merusak ginjal

Ahli penyakit dalam di Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, Andi Khomeini Takdir mengatakan, minum es termasuk saat makan tidak merusak ginjal, asalkan hanya berisi air putih biasa.

Konsumsi air bersuhu dingin saat makan pun tidak membahayakan selama dilakukan dengan wajar.

"Tidak dalam volume yang besar karena kita kan juga lagi dalam proses pengunyahan," kata Andi kepada Kompas.com, Senin (7/8/2023). 

Baca juga: Terlalu Banyak Konsumsi Minuman Saset Bisa Picu Cuci Darah, Apa Itu?

Minuman es yang berpotensi merusak ginjal

Ilustrasi ginjal.(Unsplash/Robina Weermeijer) Ilustrasi ginjal.

Andi menerangkan, minum es yang menjadi masalah bagi ginjal adalah minuman dengan aneka bahan tambahan, termasuk gula.

"Misalnya, hal-hal yang dapat merusak ginjal, gulanya banyak, natriumnya tinggi, itu tensi naik, gula darah naik," kata dia.

Dampak minuman bersoda pada ginjal

Sementara itu, dilansir dari Kompas.com (25/10/2022), minuman bersoda menduduki puncak sebagai minuman yang berpotensi merusak ginjal.

Studi pada 2015 menunjukkan, mengonsumsi lebih dari empat minuman berkarbonasi per minggu dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis.

Hal ini lantaran kandungan gula yang ada di dalam minuman soda dapat merusak pembuluh darah di ginjal serta mengakibatkan gula darah tinggi dan diabetes.

Kandungan gula yang terkonsentrasi di dalam soda juga dapat memengaruhi manajemen gula darah.

ilustrasi minuman bersoda.SHUTTERSTOCK/Nuttadol Kanperm ilustrasi minuman bersoda.

Oleh sebab itu, mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal harus memperhatikan asupan gula dan kadar gula darah dengan cermat.

Bukan hanya gula, bahan lain yang ditemukan dalam soda, terutama cola, adalah asam fosfat. Penelitian menunjukkan, minuman cola yang mengandung asam fosfat dikaitkan dengan perubahan urine.

Perubahan itu dapat memicu penyakit batu ginjal dan meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis.

Bahkan, mengonsumsi dua atau lebih cola per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit ginjal kronis bagi mereka yang tidak memiliki riwayat batu ginjal atau penyakit ginjal lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com