Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Menjadi penggemar fanatik sesuatu pasti menimbulkan banyak perdebatan. Begitu pula dengan penggemar K-Pop yang kerap dianggap hidupnya hanya berpusat mengidolakan grup kesukaannya.
Banyak anggapan yang mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mendukung idola hingga lupa kehidupan personalnya. Akan tetapi, anggapan itu tidaklah sepenuhnya benar karena ada pula penggemar yang mampu menyeimbangkan hidupnya dengan baik.
Dalam Kamjagiya Korea! episode “What’s On: Menyeimbangkan Hidup sebagai Fans K-Pop” dengan tautan dik.si/KamKorFans, Rey Zulfikar dan Brigitta S.W. pun membagikan pengalamannya dalam menyeimbangkan kesibukan pribadi sembari membuat konten K-Pop.
Saat ditanya “Kenapa kamu suka K-Pop?” jawaban setiap penggemar tentu saja berbeda. Bisa jadi ada yang tertarik dengan ketampanan dan kepribadian anggotanya, musiknya yang pas di telinga, konsepnya yang unik, hingga alasan-alasan yang tak masuk akal.
Namun, satu yang mereka tahu dengan menjadi penggemar adalah kebahagiaan. Itu sebabnya, hal sesederhana menjadi penggemar bisa membawa mereka bangkit saat dalam keadaan terpuruk. Bahkan, banyak yang menjadikan grup idola sebagai alasan untuk bertahan hidup.
Baca juga: Alasan Fans K-Pop Sering Kena Tipu Tiket Konser
Terlebih, saat mengetahui perjalanan hidup grup idola yang sebelumnya harus berada di pusat pelatihan selama bertahun-tahun. Setelah debut, mereka juga harus bekerja keras untuk membayar utang-utang agensi.
Namun, karena itu semua adalah mimpinya, mereka tidak menyerah begitu saja. Hal ini juga yang kerap penggemar rasakan saat melihat grup idolanya. Itulah mengapa, mereka juga tak segan mengeluarkan uang untuk mendukung mereka.
Saat tergabung dalam suatu fandom, mereka juga lebih mudah mendapatkan teman baru lewat media sosial. Komunitas ini kerap memberikan dan menularkan afirmasi positif satu sama lain meski berasal dari latar belakang yang berbeda.
Tak hanya itu, musik-musik K-Pop pun kini telah mendobrak kancah dunia. Mereka membuktikan bahwa tak ada lagi batasan bahasa dalam musik. Kehadiran penggemar dari seluruh dunia adalah bukti bahwa bahasa bukanlah batasan untuk saling mendukung.
Musik merupakan salah satu obat penghilang stres yang mujarab. Lagu-lagu K-Pop tak sekadar pas di telinga karena beberapa di antaranya memiliki makna yang mendalam. Beberapa penggemar bahkan mengatakan itu membantu mengatasi kecemasan hingga depresi.
Para penggemar K-Pop juga beberapa kali melakukan penggalangan dana, seperti yang dilakukan oleh ARMY (Fanbase BTS). Salah satu proyeknya adalah penggalangan dana untuk korban Kanjuruhan yang berhasil mengumpulkan kurang lebih Rp447 juta.
Stereotip yang dilontarkan orang awam terhadap penggemar K-Pop bahwa mereka tidak punya hidup yang seimbang adalah keliru. Pasalnya, kini banyak penggemar K-Pop yang mampu mengatur kehidupan sehari-harinya dengan baik.
Kuncinya adalah manajemen waktu. Mereka akan memprioritaskan kehidupan pribadi, misalnya tugas sekolah atau pekerjaan, sebelum memulai sesi fangirling. Tanpa kita ketahui, di balik akun-akun berwajah K-Pop mereka sebenarnya memiliki kontribusi besar pada apa yang digelutinya di dunia nyata.
Bahkan, penggemar K-Pop yang tak segan menghabiskan uangnya untuk para idola pun bukan berarti mereka menghambur-hamburkan uang. Pasalnya, uang yang digunakan adalah hasil tabungan.