Di sisi lain, di dalam burger juga terdapat beragam saus juga mayones.
Baca juga: Ramai soal Makan Gorengan dan Junk Food Picu Kista Ovarium, Ini Penjelasan Dokter
Lebih lanjut Andreas menjelaskan, burger dimasak cepat menggunakan banyak minyak dan lemak.
"Fast cooking dengan perendaman dalam minyak panas atau membakar dengan menggunakan minyak atau lemak yang banyak," jelasnya.
Hal ini membuat burger memiliki kalori, lemak jenuh, serta natrium yang sangat tinggi.
Jadi meski makanan ini memiliki beberapa lembar selada dan timun, namun kandungan lemak yang ada membuat kandungan gizi dari sayuran jadi tidak berarti.
Selain itu, saus pada burger biasanya terbuat dari mayones yang kaya akan akan lemak jenuh.
Karena itulah burger menjadi bagian dari makanan tidak sehat yang harus dibatasi jumlah konsumsinya.
Baca juga: Ramai soal Junk Food Bisa Sebabkan Kanker Payudara, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter
Senada, Ketua DPP Bidang Ilmiah Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Dr Marudut Sitompul menyampaikan, dulu burger tidak diisi sayuran, hanya ada roti dan daging.
Namun, sekarang burger memang sudah dimodifikasi dengan penambahan beberapa jenis sayuran.
"Dari aspek kandungan vitamin dan mineral (sayuran) sangat kurang dibandingkan dengan karbohidrat (roti), protein (daging), dan lemak (daging, minyak, atau margarin)," ujarnya terpisah.
"Burger pada umumnya memiliki kandungan lemak sangat tinggi, sehingga kalori per sajian banyak diperoleh dari lemak. Akan sangat beda kalau kita sekali makan, jumlah sayurannya jauh lebih banyak," sambungnya.
Selain itu, faktor lain juga dipengaruhi dari penggunaan margarin yang biasanya digunakan dalam jumlah banyak.
Di mana, margarin tersebut mengandung asam lemak trans yang tidak baik bagi kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.