Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alur Film Oppenheimer dan Kondisi yang Terjadi di Indonesia

Kompas.com - 23/07/2023, 09:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan unggahan soal peristiwa pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Sukarno dan Mohammad Hatta yang disebut muncul di akhir film Oppenheimer.

Unggahan itu antara lain diposting oleh akun Twitter ini, Jumat (21/7/2023).

Dalam cuitannya, pengunggah membagikan foto momen proklamasi kemerdekaan Indonesia yang diedit ke layar bioskop.

"Di credit scene mvs Oppenheimer ada Indonesia cooooy," tulis pengunggah sambil menambahkan emotikon tertawa.

Unggahan tersebut kemudian viral. Hingga Sabtu (22/7/2023), cuitan tersebut telah tayang sebanyak 1,1 juta kali, dibagikan 554 kali, dan disukai 13.200 pengguna Twitter.

Oppenheimer merupakan film biografi buatan sutradara Christopher Nolan yang mulai tayang di Indonesia, Rabu (19/7/2023). Film ini mengisahkan fisikawan J. Robert Oppenheimer yang membuat bom atom di Perang Dunia II.

Peristiwa proklamasi kemerdekaan RI dipastikan tidak ada di Oppenheimer, namun berikut alur film tersebut yang bisa dibandingkan dengan kejadian nyata di Indonesia pada masa yang sama.

Baca juga: Siapa Robert Oppenheimer, Bapak Bom Atom dalam Film Terbaru Christopher Nolan?


Alur film Oppenheimer vs kejadian di Indonesia

Sutradara Christopher Nolan berbicara di atas panggung tentang filmnya Oppenheimer selama presentasi Universal Pictures dan Focus Features di CinemaCon 2023, konvensi resmi National Association of Theatre Owners (NATO), di The Colosseum di Caesars Palace pada 26 April 2023 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.AFP/VALERIE MACON Sutradara Christopher Nolan berbicara di atas panggung tentang filmnya Oppenheimer selama presentasi Universal Pictures dan Focus Features di CinemaCon 2023, konvensi resmi National Association of Theatre Owners (NATO), di The Colosseum di Caesars Palace pada 26 April 2023 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.
Dilansir dari Screen Rant, Jumat (21/7/2023), film Oppenheimer dibuat dengan jalan cerita yang melompat-lompat.

Penonton akan disuguhkan film dalam dua warna, hitam-putih dan berwarna, untuk membedakan ceritanya.

Film biografi ini mengisahkan perjalanan hidup Oppenheimer sejak masa kuliah hingga dewasa dan terlibat dalam pembuatan bom atom.

Berikut alur film Oppenheimer beserta peristiwa di Indonesia pada masa yang sama:

1924-1926: Oppenheimer belajar fisika di Cambridge

Oppenheimer akan menceritakan awal kehidupan J. Robert Oppenheimer saat belajar fisika di Universitas Cambridge, Inggris.

Indonesia: Dilansir dari situs Kemendikbud, nama Indonesia pertama kali menjadi identitas gerakan politik oleh mahasiswa pada era yang sama. Kata Indonesia digunakan sebagai nama baru Indische Vereeniging (1908) yang diikuti mahasiswa Tanah Air di Belanda.

Indische Vereeniging yang berdiri pada 1908 lantas berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging. Kemudian, berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia pada 1925.

Pengunaan nama ini bahkan sebelum Hindia Belanda menggunakan nama Indonesia.

1929-1943: Oppenheimer mengajar di Berkeley

J. Robert Oppenheimer menjadi pengajar di University of California, Berkeley, AS. Saat itu, ia mulai mempelajari astrofisika dan radiasi yang berkaitan dengan bom atom di masa depan.

Indonesia: Di periode yang sama, Hindia Belanda berada di bawah penjajahan Belanda hingga 1942. Kemudian, tentara Jepang datang dan mengambil alih wilayah tersebut.

1942-1945: Oppenheimer bekerja di Proyek Manhattan

J. Robert Oppenheimer diajak bergabung dengan Proyek Manhattan untuk menciptakan bom atom pertama bagi tentara Amerika Serikat di Perang Dunia II.

Indonesia: Dikutip dari situs Kemendikbud, Jepang mulai menjajah Indonesia setelah menandatangani perjanjian dengan Belanda pada 8-9 Maret 1942. Namun, Jepang mulai terdesak dari Perang Asia Timur Raya pada akhir 1944.

Baca juga: Kisah Oppenheimer, Einstein, dan Bom Atom: Kebenaran di Balik Hubungan Mereka

Agustus 1945: Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki

 ledakan bom di Hiroshima (kiri) dan Nagasaki (kanan)George R. Caron / Charles Retribusi ledakan bom di Hiroshima (kiri) dan Nagasaki (kanan)
Oppenheimer melakukan tes bom atom buatannya pada 16 Juli 1945 dan berhasil. Bom tersebut kemudian digunakan AS untuk mengebom Jepang.

Bom dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945.

Indonesia: Pengeboman tersebut membuat posisi Jepang semakin lemah di Perang Dunia II sehingga dimanfaatkan untuk mendesak kemerdekaan Indonesia.

Sukarno, Hatta dan Radjiman Wediodiningrat berangkat menuju Dalat, Vietnam pada 9 Agustus 1945 demi menemui Marsekal Terauci. Pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu dan berniat menyerahkan Indonesia kembali ke Belanda.

Agustus 1949: Oppenheimer dituduh berkhianat ke Uni Soviet

Oppenheimer melakukan uji coba bom atom untuk mengalahkan Uni Soviet. Karena itu, Komisi Energi Atom melakukan pertemuan darurat yang membahas ancaman senjata ini.

Oppenheimer juga dituduh membocorkan informasi ke musuh selama Proyek Manhattan.

Indonesia: Penduduk Indonesia merayakan HUT kemerdekaan ke-4 pada 17 Agustus 1949. Meski begitu, perjuangan mempertahankan kemerdekaan terus dilakukan. Salah satunya dengan mengikuti Konferensi Meja Bundar pada 23 Agustus -2 November 1949.

Baca juga: 5 Fakta Oppenheimer, Bapak Bom Atom yang Disebut Bodoh oleh Albert Einstein

April-Mei 1954: izin Oppenheimer terlibat proyek bom atom dicabut

Atas tuduhan membocorkan informasi bom atom Proyek Manhattan ke Uni Soviet, izin keterlibatan Oppenheimer di proyek tersebut dicabut oleh Presiden Dwight D. Eisenhower.

Indonesia: Dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri, Indonesia membuka Kedutaan Besar Republik Indonesia di Uni Soviet serta menjalin hubungan dengan negara tersebut sejak 1954.

November 1963: Oppenheimer menerima penghargaan atas bom buatannya

Momen penting terakhir dari film Oppenheimer menceritakan saat Oppenheimer mendapatkan medali ilmiah prestasi seumur hidup atas perannya membuat bom atom.

Indonesia: Dilansir dari Kompas.id (8/9/2020), Presiden Soekarno mengadakan kompetisi olahraga Games of The New Emerging Forces (Ganefo) pada pada 10-22 November 1963.

Kompetisi ini dikuti 51 negara dari benua Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin yang antipenjajahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com