Selain itu, Ratna menyebutkan bahwa fobia juga bisa menurun ke anak secara verbal.
Misalnya, ketika orang tua justru mengutarakan kecemasannya dengan memberikan momok atau suatu yang menakutkan kepada anak.
"Itu (verbal) bisa menjadi pembenaran dari perilaku yang orang lakukan. Jadi seolah-olah justru malah dikasih momok atau suatu yang menakutkan, yang sebenarnya sejak awal tidak terpikir (oleh anak)," kata Ratna.
Ratna mengatakan, seseorang sejatinya tidak bisa mengontrol perilaku ketika kecemasan atau ketakutan itu datang, apalagi secara tiba-tiba.
Namun, dia menyarankan agar orang tua bisa mengomunikasikan perilaku tersebut kepada anak.
Baca juga: Ramai soal Anggapan Anak Bikin Cepat Tua, Gaya Hidup Childfree atau Fobia?
Penjelasan serupa juga tercantum dalam artikel di laman Today's Parent. Dalam artikel tersebut tersaji contoh tentang cara orang tua yang mengomunikasikan ketakutan kepada anak.
Contoh yang diberikan berkaitan dengan ketakutan seorang ibu bernama Hailey Surette.
Hailey disebut takut terhadap kelabang. Saat memberitahu anaknya soal fobia tersebut, Hailey mengatakan bahwa tidak ada yang salah dengan kelabang, dan biasanya setiap orang memiliki ketakutan yang berbeda.
"Saya tidak ingin hal ini menghalanginya," ujar Hailey.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.