Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Warga di Ponorogo Bangun Tembok di Gang, 13 KK Tidak Bisa Lewat

Kompas.com - 02/07/2023, 16:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang warga bernama Bagus Robyanto menembok gang yang menjadi akses utama bagi warga RT 01 RW 07 Kelurahan Bangunsari, Ponorogo, Jawa Timur.

Dalam video yang beredar di media sosial, tampak gang kecil yang berada di area kompleks tersebut ditutup dengan menggunakan tembok beton yang cukup tinggi.

Dilansir dari Kompas TV, Bagus yang menembok gang tersebut adalah pemilik tanah dari gang itu.

Akibatnya, terdapat 13 kepala keluarga (KK) yang tidak bisa keluar masuk dengan bebas ke area rumahnya sendiri.

Warga akhirnya terpaksa melintasi jalur sempit yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Baca juga: Video Viral Oknum Polisi Marah-marah Saat Ditegur Merokok Sambil Berkendara, Kapolsek Jagakarsa: Bukan Polisi

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Liputan Ponorogo #Ponorogo (@liputanponorogo)

Baca juga: Viral, Video Oknum Prajurit Tendang Ibu-ibu, Ternyata Anggota Kopasgat TNI AU

Lantas, apa alasan yang bersangkutan menembok gang tersebut?


Baca juga: Duduk Perkara Penjebolan Tembok Benteng Keraton Kartasura

Alasan Bagus membangun tembok di gang

Diketahui, warga dan pemilik tanah tersebut tengah memiliki konflik terkait dengan kepemilikan tanah di jalan itu.

Bagus mengatakan bahwa warga sekitar meminta tanah tersebut agar dipecah sertifikatnya menjadi jalanan milik umum.

“Warga itu meminta untuk tanah yang telah sertifikat ini dipecah menjadi jalan umum, tapi tidak ada upaya yang baik,” ucap Bagus dikutip dari Kompas.com, Minggu (2/7/2023).

Bagus mengaku menutup akses jalan utama karena merasa kesal. Pasalnya, selama tiga tahun dirinya telah dikucilkan oleh warga-warga di gang dan mendapat perlakukan yang tidak menyenangkan dari warga.

Sehingga, ia memutuskan untuk menutup gang tersebut dengan membuat tembok.

“Sudah jelas itu tanah hak milik, tiba-tiba diklaim jalan umum,” ungkapnya.

Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenang 30 Tahun Runtuhnya Tembok Berlin

Mediasi gagal

Warga diketahui juga telah mengajukan tuntutan ke Bagus sebanyak dua kali. Namun, tuntutan tersebut selalu dimenangkan oleh pihak pemilik tanah.

"Mereka menyangkal dan justru mereka membuat suatu gugatan dan ini sudah terjadi 2 kali gugatan dan alhamdulilah keluarga kami yang menenangkan," paparnya.

Bagus mengungkapkan, tidak ada upaya baik yang dilakukan oleh warga maupun pemerintah di lingkungannya.

Sementara itu, Bupati Ponorogo dan DPRD setempat diketahui sudah mendatangi lokasi untuk mencarikan solusi terkait permasalahan yang ada. Namun sejauh ini belum ada titik temu.

Selain itu, mediasi yang dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu juga belum menemui kesepakatan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tembok Berlin Dirobohkan Massa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com