"Mengenai kebersihan itu dilaksanakan dengan sangat baik sebenarnya," kata Rakhmadi kepada Kompas.com, Rabu (28/6/2023).
"Tapi, diviralkan pada saat malam hari waktunya begitu (acara) selesai udah divideokan begitu saja," tambahnya.
Baca juga: Benarkah Pembukaan Piala Dunia U-17 Tidak Bisa Dilaksanakan di GBK? Ini Kata PSSI
Saat dikonfirmasi lebih lanjut soal penyebab kerusakan rumput di GBK, Rakhmadi tidak memberikan penjelasan secara gamblang.
Pun, ketika didesak apakah rumput mengalami kerusakan setelah Perayaan Bulan Bung Karno, ia juga tidak mau berbicara banyak.
Ia hanya berujar bahwa setiap acara yang menggunakan lapangan GBK maka rumputnya harus dilindungi menggunakan grass cover.
"Begitu itu (grass cover) dibuka kita langsung rawat, bagusin kembali, dan kebersihan juga," ujar Rakhmadi.
"Kita laksanakan sesuai SOP (standar operasional prosedur) yang ada di sini (GBK)," sambungnya.
Baca juga: Emiliano Martinez di GBK: Dulu Menang Telak, Kini Nyaris Jadi Korban Lemparan Maut Arhan
Saat disinggung soal Perayaan Bulan Bung Karno, Rakhmadi menyampaikan bahwa panitia sudah bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan ketika acara.
Bahkan, kata Rakhmadi, panitia juga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta dan Octopus untuk pengelolaan sampah.
Kerja sama antara panitia dengan 2 pihak tersebut dimaksudkan untuk melakukan pemisahan sampah.
"Sampai sejauh itu mereka menyiapkan (penanganan sampah di GBK)," papar Rakhmadi.
Baca juga: GBK Terang Benderang, PLN Klaim Layani Laga Indonesia Vs Argentina Tanpa Kedip
Dalam foto yang diterima Kompas.com, Rabu (28/6/2023), rumput GBK yang sebelumnya dinarasikan mengalami kerusakan telah pulih dan dibersihkan dari sampah.
Rakhmadi menjelaskan, proses pemulihan rumput melibatkan beberapa tahapan supaya lapangan dapat digunakan untuk menghelat pertandingan.
Proses yang ia maksud meliputi pemupukan, penyiraman, dan mowing atau pemotongan rumput.
"Ada cutting pakai mesin supaya dia (rumput) sehat kembali pokoknya. Semua mengikuti spec-nya mengikuti FIFA," ujar Rakhmadi.
"Kami juga bekerja sama dengan expert-expert di bidang rumput," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.