Perlu diketahui bahwa setiap orang memiliki 46 kromosom dan setiap kromosom menyimpan sekumpulan gen.
Setiap gen mempunyai petunjuk pada tubuh dan dapat menentukan warna rambut maupun warna kulit.
Dari hasil perkawinan, setiap orang mendapat 2 set kromosom yang berjumlah 23 kromosom dari ayah dan 23 kromosom dari ibu.
Karena setiap set kromosom memiliki set gen yang sama, artinya setiap orang punya 2 salinan dari hampir semua gen, kecuali kromosom X dan Y.
Dari hal itu, yang membuat setiap orang unik adalah mereka memiliki salinan DNA dari ayah yang berbeda dengan ibunya, begitu juga sebaliknya.
Perbedaan tersebut baik bagi tubuh karena ketika pertama salinan rusak maka tubuh masih memiliki salinan kedua sebagai cadangan.
Baca juga: Sosok R, Ayah yang Inses dengan Anaknya di Purwokerto, Lakukan Hubungan Terlarang sejak 2013
Anak dari perkawinan sedarah dapat terkena penyakit langka karena kemungkinan orangtuanya membawa gen penyakit yang sama.
Gen penyakit tersebut kemudian diwariskan kepada anaknya dan buah hati mereka dapat mengidap penyakit tertentu.
Selain itu, perkawinan sedarah juga memnyebabkan tubuh anak mudah terserang penyakit.
Hal itu dikarenakan sistem kekebalan tubuh bergantung pada DNA yang disebut Major Histocompatability Complex (MHC).
MHC terdiri dari sekumpulan gen yang membantu tubuh melawan infeksi dan komponen ini dapat melawan penyakut karena memiliki banyak alel atau versi gen.
Seperti yang sudah disebutkan di awal, semakin banyak variasi pada DNA maka semakin baik pula tubuh melawan penyakit.
Secara spesifik, setiap alel gen MHC dapat membantu mendeteksi jenis materi asing yang berbeda.
Baca juga: Pembunuhan 7 Bayi Hasil Inses Ayah dan Anak di Banyumas, Polisi: Tersangka Bisa Lebih dari Satu
Dikutip dari Psychology Today, peluang anak lahir cacat atau memiliki kondisi kesehatan tertentu terbilang tinggi.
Anak asal Cekoslowakia yang diteliti menunjukkan, kurang dari separuh anak yang lahir dari perkawinan sedarah memiliki tubuh yang sehat.
Namun, 45 persen lainnya lahir dalam kondisi cacat parah dan meninggal dini, sementara 11 peersen lainnya mengalami gangguan mental ringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.