Anak-anak merupakan kelompok orang yang lebih rentan terkena atau tertular TBC karena cenderung memiliki daya tahan tubuh yang belum optimal.()
KOMPAS.com - Tuberkulosis atau TBC adalah salah satu penyakit infeksi paling umum dan bisa menyebabkan kematian.
Dikutip dari Medscape, pada tahun 1993, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan TBC sebagai darurat kesehatan masyarakat global.
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat diderita tak hanya pada orang dewasa, namun juga pada anak-anak.
Penyakit ini dapat menyerang utamanya organ paru, namun juga bisa menyerang organ lain termasuk selaput otak, usus, kelenjar getah bening ginjal, tulang, dan kulit.
Berikut ini sejumlah gejala TBC pada anak yang terlihat dari ciri-ciri fisiknya dikutip dari laman Kemenkes:
Berat badan anak turun atau tidak naik dalam 2 bulan terakhir
Demam lama lebih dari 2 minggu dan atau berulang tanpa sebab
Suhu umumnya tidak tinggi
Batuk lama lebih dari 2 minggu yang makin lama makin parah yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik
Badan lemas/lesu sehingga tidak aktif bermain
Munculnya benjolan di kelenjar daerah leher rahang bawah, ketiak dan selangkangan.
Dok. Shutterstock/wavebreakmedia Ilustrasi TBC.
Faktor risiko TBC
Dikutip dari laman HealthyChildren, berikut ini faktor risiko tinggi terkena TBC:
Tinggal serumah dengan orang dewasa yang menderita tuberkulosis aktif
Lahir di negara yang memiliki prevalensi TBC tinggi
Mengunjungi negara endemik TBC dan melakukan kontak panjang dengan orang-orang yang tinggal di sana
TBC pada anak juga berisiko meningkatkan munculnya keparahan jika terinfeksi, yakni pada kelompok:
Anak-anak yang berusia kurang dari 4 tahun, atau remaja yang sudah mulai pubertas
Anak-anak yang memiliki masalah dengan sistem kekebalan tubuhnya (termasuk yang terinfeksi HIV, atau minum obat yang akan menurunkan sistem kekebalan tubuhnya).
Tuberkulosis umumnya menyebar saat orang dewasa yang terinfeksi batuk, lantaran bakteri menyebar ke udara.
Kuman tersebut kemudian terhirup oleh anak atau remaja dan kemudian menyebabkan anak terinfeksi.
Pada anak yang berusia kurang dari 12 tahun dengan TB paru, jarang menularkan ke orang lain. Hal ini karena anak kecil cenderung memiliki sangat sedikit bakteri dalam sekresi lendirnya.
Selain itu, batuk anak biasanya tidak menyebarkan kuman seefektif batuk orang dewasa.
Untuk mengetahui apakah seorang anak menderita TBC atau tidak maka harus melakukan sejumlah tes yakni:
Jika berusia kurang dari 2 tahun, maka harus melakukan tes kulit tuberkulin atau yang dikenal dengan TST atau tes kulit TB
Jika berusia 2 tahun atau lebih, maka dapat diambil darahnya untuk tes interferon-gamma release assay (IGRA)
Cara mencegah TBC pada anak
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah TBC pada anak yakni:
Vaksinasi BCG pada bayi baru lahir
Pemberian asupan gizi seimbang untuk menjaga imunitas anak
Cari sumber penularan dengan mencari adakah orang yang sakit TBC tinggal serumah atau yang kontak erat dengan anak. Orang yang menularkan harus mendapat pengobatan TBC yang adekuat dan tuntas
Memberikan terapi pencegahan TBC kepada anak yang kontak serumah dengan pasien TBC aktif
Upayakan menjaga lingkungan rumah tetap bersih, tak lembab, dan pastikan sinar matahari apat masuk ke dalam rumah
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Infografik: 5 Gejala Ringan Terinfeksi Virus Corona yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan.
Selengkapnya
Rincian Harga Tiket Masuk Gembira Loka Zoo Yogyakarta 2023https://www.kompas.com/tren/read/2023/06/25/161500165/rincian-harga-tiket-masuk-gembira-loka-zoo-yogyakarta-2023https://asset.kompas.com/crops/ey3sHuJWZ9n5SmRxhj_gu_D89dk=/19x0:985x644/195x98/data/photo/2022/02/07/6201255886499.png