Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selesaikan Rubik 3,13 Detik, Pria Autisme Ini Pecahkan Rekor Dunia

Kompas.com - 16/06/2023, 12:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pemuda asal California, Amerika Serikat berhasil memecahkan rekor dunia menyelesaikan rubik hanya dalam waktu 3,13 detik.

Rekor tersebut tercipta dalam sebuah sebuah kejuaraan di California, AS pada Senin (11/6/2023).

Pemuda tersebut adalah Max Park (21) yang pernah memenangkan lebih dari 400 pertandingan rubik, dikutip dari Times Now News.

Baca juga: Serial “Rubik”, Ketika Pertemanan Tak Seindah Dibayangkan

Rekor dunia

Park yang didiagnosis menderita autisme sedang hingga berat saat kecil, mencetak rekor dunia baru dalam kompetisi pemecahan tunggal 3x3x3.

Video detik-detik keberhasilan Park memecahkan rekor dunia pun tersebar di berbagai platform media sosial.

Dalam video itu, Park dan semua orang di sekitarnya bersorak keras saat waktu 3,13 detiknya ditampilkan di papan skor.

Baca juga: Saham Apple Pecahkan Rekor berkat Headset AR Vision Pro

Ia sukses memecahkan rekor 3,47 detik yang telah dibuat selama empat tahun oleh Yusheng Du dari China pada acara yang sama.

Orangtua Park, Schawn dan Miki menjelaskan, kompetisi rubik ini merupakan salah satu cara terbaik untuk membantu perkembangan Park.

"Awalnya, kami tidak pernah memulai permainan rubik. Kami bermain karena autisme Park," kata mereka, dikutip dari Daily Mail.

Kemampuan motorik

Menurutnya, kunci untuk merawat anak autis adalah menemukan situasi di mana mereka dapat bersosialisasi. Ketika remaja, Park disebut tidak memiliki keterampilan motorik.

Park saat itu tidak bisa membuka botol air, sehingga orangtuanya mencari sesuatu yang membuatnya memperkuat keterampilan motorik halusnya. 

"Kami memiliki rubik di rumah dan ia menujukkan minatnya," kata ibunya. 

Baca juga: Siapa Dr Deep Sea, Ilmuwan Pemecah Rekor Terlama Hidup di Bawah Air?

 

Cara anak autisme terus berkembang

Di luar keterampilan motorik, kompetisi rubik menurut orangtua Park adalah cara terbaik baginya untuk berkembang dalam situasi lain.

Mereka juga mengajarinya bagaimana mengantre, menunggu gilirannya dan mengatakan bahwa dia siap untuk pergi ketika tiba gilirannya.

Memiliki anak laki-laki yang berbakat dalam kompetisi tampaknya hanya bonus bagi keluarga Park.

"Dia menjadi ahli dalam rubik hanyalah sebuah renungan. Bahkan tidak dianggap. Itu bahkan tidak penting," ujarnya.

Park sebelumnya juga pernah memenangkan Piala Dunia Kubus Rubik Red Bull pada tahun 2020.

Kehebatan Park ini bahkan pernah diangkat ke dalam film dokumenter Netflix berjudul The Speed Cubers pada 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

Tren
Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Tren
Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Tren
Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Tren
Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Tren
Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Tren
7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

Tren
Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Tren
Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com