KOMPAS.com - Penumpang kereta api (KA) kerap mengeluhkan pengaturan penyejuk udara (AC) gerbong kereta yang terlalu dingin.
Keluhan itu santer disampaikan melalui platform media sosial, Twitter.
"Betul, selalu dingin, sy kalo ke jkt masalahnya selalu itu, pernah komplain ke petugas direspon dgn ramah tapi tetep dingin. kyknya asal dinyalain gak diatur suhu yg ideal, idealnya itu sejuk ya kalo dingin org kedinginan," ucap akun ini.
"Tapi emang bener sih dingin bgt apalagi yg kelas ekonomi kursi tegak, dinginnya ga umum udh lengan panjang aja ga cukup harus jaketan," kata akun lain.
Kendati demikian, beberapa warganet justru mengatakan hal yang sebaliknya. Mereka menilai bahwa suhu di dalam gerbong malah terkadang tidak cukup dingin.
"Kyknya soalan suhu AC kereta ini beda beda mas, seringnya sy naik argo malah lepas jaket karena sumuk," kata warganet ini.
"Saya kalau naik Argo Muria selalu kedinginan tapi kalau naik Sindoro tidak.. memang agak tidak standard setelan ACnya," tutur pengguna Twitter lainnya.
Lantas, bagaimana pihak KAI menyikapi keluhan tersebut?
Vice President Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, penetapan suhu AC di kereta api sudah disesuaikan dengan kenyamanan penumpang.
"Suhu rata-rata AC kereta api yaitu 20 hingga 24 derajat celsius," kata Joni, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/6/2023).
Suhu tersebut dianggap KAI sebagai suhu ternyaman bagi sebagian besar penumpang kereta.
Kendati demikian, pihak KAI tidak menutup kemungkinan akan menyesuaikan suhu AC kereta api apabila dirasa terlalu dingin bagi beberapa penumpang.
"Pelanggan yang merasa kedinginan dapat meminta petugas menaikkan suhu AC," kata dia.
Mereka dapat melaporkan keluhan itu kepada kondektur atau kru KA lainnya.
Namun, Joni menambahkan, penyesuaian suhu AC hanya bisa dilakukan sebatas sekitar 24 derajat celsius demi kenyamanan bersama para pelanggan.