Tsunami akibat megathrust disebabkan karena daya dorong dari gempa ini menimbulkan gerakan vertikal besar di dasar laut.
Secara otomatis, gerakan tersebut menyebabkan volume air bergeser dalam jumlah besar lalu bergerak yang menyebabkan tsunami.
Meski begitu, tidak semua gempa megathrust menyebabkan tsunami karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi ketika tsunami terjadi.
Di antaranya adalah:
Selain menyebabkan gempa dan tsunami, megathrust juga bisa menimbulkan longsor bawah permukaan air dari landas kontingen ke laut dalam.
Hal tersebut dapat diidentifikasi dari sampel inti yang diambil dari dasar laut.
Baca juga: Iya, Kaget Merasakan Gempa, Kebetulan Baru Saja Istirahat
Daryono menyampaikan, gempa akibat sesar aktif sebenarnya lebih sering terjadi dan menimbulkan kerusakan ketimbang megathrust.
"Hanya saja sumber gempa megathrust mampu membangkitkan gempa dahsyat dengan magnitudo mencapai 8 atau bahkan 9," kata Daryono, dikutip dari Kompas.com (5/3/2021).
Ia mengatakan, gempa sesar aktif lebih sering terjadi di daratan, dekat perkotaan, bahkan tempat tinggal kita.
Namun, megathrust bersumber di laut sehingga gempa ini dapat menyebabkan tsunami.
Di Indonesia, megathrust terdiri atas 13 segmen. Berikut daftarnya: