SAYA mengenal istilah cawe-cawe dari ayah dan ibu saya yang kebetulan kedua beliau berasal dari lingkungan sosio-kultural berkebudayaan Jawa.
Menurut ayah dan ibu saya, cawe-cawe adalah suatu bentuk perilaku positif dan konstruktif dengan syarat dilakukan secara tepat tempat dan tepat waktu selaras makna luhur yang terkandung pada kearifan Jawa “empan papan”.
Pada hakikatnya cawe-cawe merupakan bagian hakiki dari semangat gotong royong.
Sama sekali di luar dugaan saya bahwa ternyata istilah cawe-cawe meski merupakan bahasa Jawa, namun sudah diulas oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan makna “ikut membantu mengerjakan (membereskan, merampungkan); ikut menangani“ disertai contoh kalimat apabila melihat kepincangan generasi muda, kita yang tua-tua hendaknya turut cawe-cawe mengatasinya.
Namun orangtua saya juga berpesan agar di samping “empan papan” sebaiknya saya juga senantiasa bersikap “eling lan waspodo” tatkala sebelum maupun sedang melakukan cawe-cawe agar jangan sampai berdampak alih-alih konstruktif malah destruktif.
Misalnya, sebelum petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kebakaran, silakan saya cawe-cawe ikut membantu memadamkan api yang membakar rumah tetangga dengan segenap keterbatasan kemampuan yang saya miliki.
Namun setelah petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kebakaran dengan segenap perlengkapan pemadam kebakaran, maka sebaiknya saya berhenti cawe-cawe demi tidak malah mengganggu upaya petugas pemadam kebakaran secara profesional memadamkan kebakaran.
Juga di restoran sebaiknya saya jangan lancang masuk ke dapur demi cawe-cawe ikut memasak masakan yang sedang dimasak oleh koki sebagai hidangan untuk saya makan.
Sama halnya sebaiknya saya jangan cawe-cawe tatkala dokter bedah sedang sibuk membedah perut saya demi memotong usus buntu saya yang sudah meradang sampai membusuk.
Pendek kata saya tidak boleh sembarangan apalagi semberono dalam melakukan cawe-cawe.
Maka sebagai insan rakyat jelata yang awam politik tanpa kekuasaan secuil pun adalah lebih bijak apabila saya menunaikan jihad al-nafs demi selalu mengendalikan diri sendiri agar jangan sok pintar berani-berani melibatkan diri alias cawe-cawe ke dalam kemelut polemik mengenai pernyataan Presiden Jokowi akan cawe-cawe terhadap proses persiapan pemilihan presiden 2024.
Serahkan saja polemik tingkat tinggi tersebut kepada para ahlinya. MERDEKA!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.