Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

"Empan Papan" Cawe-cawe

Kompas.com - 07/06/2023, 20:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA mengenal istilah cawe-cawe dari ayah dan ibu saya yang kebetulan kedua beliau berasal dari lingkungan sosio-kultural berkebudayaan Jawa.

Menurut ayah dan ibu saya, cawe-cawe adalah suatu bentuk perilaku positif dan konstruktif dengan syarat dilakukan secara tepat tempat dan tepat waktu selaras makna luhur yang terkandung pada kearifan Jawa “empan papan”.

Pada hakikatnya cawe-cawe merupakan bagian hakiki dari semangat gotong royong.

Sama sekali di luar dugaan saya bahwa ternyata istilah cawe-cawe meski merupakan bahasa Jawa, namun sudah diulas oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan makna “ikut membantu mengerjakan (membereskan, merampungkan); ikut menangani“ disertai contoh kalimat apabila melihat kepincangan generasi muda, kita yang tua-tua hendaknya turut cawe-cawe mengatasinya.

Namun orangtua saya juga berpesan agar di samping “empan papan” sebaiknya saya juga senantiasa bersikap “eling lan waspodo” tatkala sebelum maupun sedang melakukan cawe-cawe agar jangan sampai berdampak alih-alih konstruktif malah destruktif.

Misalnya, sebelum petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kebakaran, silakan saya cawe-cawe ikut membantu memadamkan api yang membakar rumah tetangga dengan segenap keterbatasan kemampuan yang saya miliki.

Namun setelah petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi kebakaran dengan segenap perlengkapan pemadam kebakaran, maka sebaiknya saya berhenti cawe-cawe demi tidak malah mengganggu upaya petugas pemadam kebakaran secara profesional memadamkan kebakaran.

Juga di restoran sebaiknya saya jangan lancang masuk ke dapur demi cawe-cawe ikut memasak masakan yang sedang dimasak oleh koki sebagai hidangan untuk saya makan.

Sama halnya sebaiknya saya jangan cawe-cawe tatkala dokter bedah sedang sibuk membedah perut saya demi memotong usus buntu saya yang sudah meradang sampai membusuk.

Pendek kata saya tidak boleh sembarangan apalagi semberono dalam melakukan cawe-cawe.

Maka sebagai insan rakyat jelata yang awam politik tanpa kekuasaan secuil pun adalah lebih bijak apabila saya menunaikan jihad al-nafs demi selalu mengendalikan diri sendiri agar jangan sok pintar berani-berani melibatkan diri alias cawe-cawe ke dalam kemelut polemik mengenai pernyataan Presiden Jokowi akan cawe-cawe terhadap proses persiapan pemilihan presiden 2024.

Serahkan saja polemik tingkat tinggi tersebut kepada para ahlinya. MERDEKA!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com