Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Habis Gelap Terbitlah Terang, Habis Terang Terbitlah Gelap

Kompas.com - 27/05/2023, 17:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HABIS Gelap Terbitlah Terang” merupakan judul buku kumpulan surat yang ditulis oleh R.A Kartini yang diterbitkan oleh J.H. Abendanon dengan judul dalam bahasa Belanda “Door Duisternis Tot Licht”.

Judul buku tersebut kemudian popular sebagai peribahasa yang menginspirasi bangsa Indonesia untuk senantiasa bersikap optimistis dalam maju tak gentar penuh harapan tanpa kenal putus asa ketika jatuh-bangun sampai babak-belur dalam menempuh perjuangan hidup sarat kemelut deru campur debu bertabur kerikil tajam berpercik keringat, air mata dan darah.

Jika kita lebih seksama dan cermat menyimak kenyataan siklus kehidupan di planet bumi, maka memang terpaksa harus diakui bahwa tidak ada yang kekal abadi tanpa perubahan.

Satu-satunya yang tidak berubah di alam semesta justru hanyalah sang perubahan itu sendiri. Namanya juga siklus kehidupan, maka wajar bahwa hidup mirip roda yang terus berputar, maka mustahil tetap berada di bawah atau di atas.

Termasuk apa yang disebut terang dan gelap juga mustahil kekal-abadi sama halnya dengan apa yang disebut sebagai siang dan malam.

Terbukti selama dunia ini belum kiamat, maka tidak ada siang yang terus menerus siang maupun tidak ada malam yang terus menerus malam.

Memang di kawasan kutub, matahari tampak bersinar selama 24 jam, namun ketika posisi poros bumi berubah maka matahari tidak tampak bersinar selama 24 jam.

Berarti di kawasan kutub habis gelap terbitlah terang, namun juga habis terang terbitlah gelap meski keterbitan terang dan gelap harus ditunggu secara lebih lama akibat fenomena astronomis yang niscaya berubah.

Pada hakikatnya peribahasa habis gelap terbitlah terang maupun habis terang terbitlah gelap sama-sama mengandung kearifan sak madyo sekaligus ojo dumeh serta empan papan.

Baik habis gelap terbitlah terang maupun habis terang terbitlah gelap mengajak manusia senantiasa sadar untuk bersikap sak madyo agar tidak berlebihan ketika merasa bahagia maupun merasa kecewa akibat tidak ada peristiwa yang kekal abadi pada terang dan gelap maupun perasaan kekal-abadi pada bahagia dan kecewa.

Di samping sak madyo manusia juga perlu bersikap ojo dumeh, yaitu jangan terkebur di saat berjaya akibat mustahil kekal abadi berjaya terus menerus.

Namun juga jangan putus asa di saat gagal sebab gagal juga tidak kekal abadi gagal terus menerus.

Semua itu juga tidak bisa begitu saja lepas dari kearifan empan papan yang menyadarkan kita semua bahwa segala sesuatu sebaiknya diejawantahkan pada tempat dan waktu yang tepat dan benar.

Selama planet bumi masih berputar sambil mengelilingi matahari serta planet bumi dikelilingi rembulan maka peribahasa habis gelap terbitlah terang maupun habis terang terbitlah gelap masih relevan absah dan sahih maka layak untuk dihayati demi kemudian diejawantahkan secara sak madyo sambil ojo dumeh dan empan papan pada saat manusia membutuhkannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Pilihan Ikan Tinggi Seng, Bantu Cegah Infeksi Penyakit

4 Pilihan Ikan Tinggi Seng, Bantu Cegah Infeksi Penyakit

Tren
5 Update Pembunuhan Vina: Pegi Bantah Jadi Pelaku dan Respons Keluarga

5 Update Pembunuhan Vina: Pegi Bantah Jadi Pelaku dan Respons Keluarga

Tren
Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Tren
Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tren
Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Tren
Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

Tren
Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Tren
Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Tren
Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Tren
Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com