Empat prajurit TNI dilaporkan gugur dalam operasi penyelamatan polit Susi Air di Distrik Mugi, Sabtu (15/4/2023).
Mereka di antaranya Pratu Miftahul Arifin, Pratu Kurniawan, Pratu Ibrahim dan Prada Sukra yang berasal dari Yonif R 321/GT/13/1 Kostrad.
Dilansir dari Kompas.com (21/4/2023), ada 36 prajurit Satgas Yonif Raider 321 saat penyisiran.
Selain 4 korban tewas dan 1 masih hilang, ada lima prajurit luka-luka dalam peristiwa itu.
Baca juga: Kronologi Pesawat Susi Air Terbakar di Nduga, hingga Kini Pilot Masih Dicari
Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang diterbang ke Papua telah meningkatkan status operasi di Nduga, Papua Pegunungan menjadi siaga tempur.
Langkah ini dilakukan imbas penyerangan teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap sejumlah prajurit TNI dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air.
"Ditingkatkan dari yang tadinya soft approach, dengan menghadapi serangan yang seperti terjadi tanggal 15 April yang lalu, tentunya kita tingkatkan menjadi siaga tempur," ucapnya, dilansir dari Kompas.com (18/4/2023).
Baca juga: Pangdam Cenderawasih Disebut Sering Berganti, Kapuspen Buka Suara
Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengungkapkan maksud siaga tempur yang disampaikan Panglima TNI.
"Siaga tempur ini kira-kira artinya adalah personel sudah ditempatkan di pos dan senjata harus dibawa kemana-mana dan siap tembak," ucapnya, dikutip dari Kompas.com (21/4/2023).
Operasi siaga tempur TNI di Papua, kata Fahmi, pada dasarnya tak mengubah bentuk operasi di lapangan, khususnya untuk wilayah yang masuk kategori rawan.
Operasi siaga tempur hanya meningkatkan status kesiapsiagaan prajurit di lapangan.
Adapun skema operasi ini, misalnya, penetapan status siaga 3, siaga 2 dan siaga 1.
Baca juga: Jenis Kendaraan TNI untuk Pengamanan KTT ASEAN 2023, Apa Saja?
(Sumber: Dian Erika Nugraheny, Pythag Kurniati, Vitorio Mantalean, Fitria Chusna Farisa, Achmad Nasrudin Yahya | Editor Novianti Setuningsih, Diamanty Meiliana, Achmad Nasrudin Yahya).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.