Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drama Ayah di Pati Jalani Ritual agar Genderuwo Kembalikan Anaknya, Ternyata Dibunuh Dirinya Sendiri

Kompas.com - 07/05/2023, 10:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan bayi tiga bulan oleh ayah kandung di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, memantik amarah publik.

Hal ini lantaran pelaku sempat "menuduh" genderuwo yang menculik anaknya. Pelaku juga melaporkannya pada polisi, hingga menjalani beberapa ritual guna memohon petunjuk kepada Sang Khalik.

Namun nyatanya, sang ayah yang bernama Mohammad Sholeh Ika Saputra (20) inilah yang menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri.

Rasa amarah salah satunya dituangkan oleh warganet Twitter ini pada Jumat (5/5/2023).

Tampak dalam unggahan, Sholeh tengah melakukan ritual menaburkan sesuatu yang disebut sebagai upaya agar genderuwo mengembalikan anaknya.

"Sempet rame di tiktok desa yg geger gara2 ada anak ilang.. Katanya diculik genderuwo. Ternyata drama buat nutupin. Aslinya anaknya dibun*h sama bapaknya sendiri," tulisnya.

Twit ini pun menarik perhatian hingga menuai lebih dari 2,2 juta tayangan dan 23.100 suka dari pengguna pada Minggu (7/5/2023) pagi.

Lantas, seperti apa kasus pembunuhan bayi tiga bulan oleh ayah kandungnya ini?

Baca juga: Perjalanan Kasus AKBP Achiruddin, Dipecat Polri, Gabung dengan Anak Jadi Tersangka


Anak "hilang", lakukan ritual dan buat laporan

Diberitakan Kompas.com (4/5/2023), Sholeh mengaku bahwa anak bungsunya yang berusia 3 bulan menghilang pada Senin (1/5/2023) dan kemungkinan diculik oleh sosok makhluk astral.

Usai anak berinisial N ini "menghilang", Sholeh pun mengikuti beberapa ritual yang diadakan keluarganya untuk memohon petunjuk kepada Tuhan.

Di acara itu, Sholeh ikut membaca Surat Yasin sebanyak 41 kali dan Ayat Kursi sebanyak 110 kali.

Dia juga menebar beras bercampur kunyit dan garam krosok di sekeliling rumahnya di Kampung Kauman, Kelurahan Pati Kidul, Kabupaten Pati.

Kasat Reskrim Polresta Pati Kompol Ongkoseno menerangkan, Sholeh bersama Ketua RW Widiantoro melaporkan hilangnya anak pada Senin yang sama.

"Yang bersangkutan melapor itu Senin kemarin, katanya anaknya hilang diduga diculik, yang nyulik Genderuwo," ujarnya dalam konferensi pers di Mapolresta Pati, Rabu (3/5/2023).

Sholeh berdalih, saat itu dirinya sedang berkendara mengelilingi desa bersama anak pertama yang berusia 18 bulan. Sementara korban, ditinggal sendirian di dalam rumah.

Hingga pada Selasa (2/5/2023), jasad N ditemukan mengambang di sela tumpukan sampah di pinggir sungai Desa Kaliampo, Kecamatan Margorejo, Pati.

"Ditemukan kepolisian sudah meninggal dunia. Lokasi jauh sekitar 3 kilometer dari rumah orangtuanya," ungkap Ketua RW 004, Widiantoro.

Baca juga: Sejumlah Pengakuan dalam Sidang Perkara Narkoba Teddy Minahasa, Tawaran Buy 1 Get 1 hingga Polisi Suka Nyabu

Terkuaknya skenario

Skenario tersangka terkuak usai polisi menemukan beberapa kejanggalan dalam keterangannya.

"Ada kejanggalan dari keterangan MS (Sholeh), saksi kunci. Kemudian kami dalami lagi dan akhirnya terungkap. MS mengaku telah membunuh bayinya," tutur Kapolresta Pati Kombes Andhika Bayu Adhittama, Rabu.

Ia menuturkan, pembunuhan terjadi ketika kondisi rumah Sholeh sepi. Kala itu, Sholeh hanya bersama kedua anaknya.

Istrinya, DP (20), berjualan es tak jauh dari rumah, sedangkan ayah dan ibu Sholeh berdagang di pasar.

Usai menghilangkan nyawa korban, Sholeh membungkus jenazah bayinya dalam plastik hitam dan memasukkannya ke bagasi motor.

Sholeh lantas membuang jasad anaknya ke sungai.

"Modus operandinya, bayinya saat di kamar rewel, menangis, dan membuat tersangka jengkel, marah," jelas Andhika.

Tersangka kemudian dijerat Pasal 76c juncto Pasal 80 Undang-undang (UU) 35 Tahun 2014 tentang perubahan terhadap UU 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak subsider Pasal 340 KUHP.

"Ancaman hukuman paling lama seumur hidup atau selama waktu tertentu atau selama 20 tahun," terangnya.

Baca juga: Cut Zahara Fona dan Bayi Ajaib, Hoaks 1970-an yang Buat Presiden Soeharto dan Jajaran Tertarik

Sholeh mengaku menyesal

Di sisi lain, dilansir dari Kompas.com (3/5/2023), Sholeh mengaku menyesal telah menghabisi nyawa anaknya yang berusia tiga bulan.

"Saya menyesal," lirih MS sembari menunduk saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolresta Pati, Rabu.

Selama ini, Sholeh dan istrinya tinggal di rumah orangtuanya yang berprofesi sebagai pedagang di pasar dengan ekonomi berkecukupan. Biduk rumah tangga pasangan muda ini pun diketahui cukup harmonis.

Kendati demikian, Sholeh mengaku bahwa sebulan lalu sempat bertengkar hebat dengan sang istri.

"Pernah cekcok dengan istri mau cerai. Permasalahannya istri saya tidak cocok dengan orangtua saya," tuturnya.

Puncaknya, emosi Sholeh pun tak terkendali lantaran mengaku terusik dengan tangisan terus-menerus dari kedua bayinya.

"Emosi saya mentok karena dua anak saya rewel. Saya bingung caranya nangani semuanya itu bagaimana. Spontan langsung saya bekap anak saya yang kecil dengan bantal hingga meninggal," akunya.

Sementara itu, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, psikis tersangka dinyatakan normal dan tidak terindikasi mengalami gangguan kejiwaan.

"Hanya saja, karena masih muda, berusia 20 tahun, mungkin emosinya masih labil. Emosi sesaat, tanpa direncanakan melakukan pembunuhan," beber Andhika.

(Sumber: Kompas.com/Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor: Reza Kurnia Darmawan,  Ardi Priyatno Utomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com