Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cut Zahara Fona dan Bayi Ajaib, Hoaks 1970-an yang Buat Presiden Soeharto dan Jajaran Tertarik

Kompas.com - 19/04/2023, 14:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan, media sosial kembali diingatkan dengan aksi penipuan dan hoaks fenomenal di era Presiden Soeharto.

Diunggah oleh akun TikTok ini, Selasa (18/4/2023), video menampakkan Cut Zahara Fona, sosok wanita yang menghebohkan masyarakat Indonesia pada 1970-an.

"Cut Sahara Fona, emak-emak yang menghebohkan Presiden Soeharto, seluruh rakyat Indonesia dan dunia," tulis pengunggah.

Terlihat dalam video, orang-orang sekitar mendekatkan telinga ke perut Cut Zahara Fona yang besar.

Perut tersebut tampak bergerak-gerak dan mengeluarkan suara yang menarik rasa penasaran masyarakat.

Video ini pun menarik perhatian warganet hingga menuai lebih dari 1,6 juta tayangan dan lebih dari 23.700 suka pada Rabu (19/4/2023).

Lantas, penipuan apa yang dilakukan Cut Zahara Fona pada saat itu?

Baca juga: Orgasme pada Wanita Tentukan Jenis Kelamin Bayi Laki-laki? Ini Penjelasan Dokter


Cut Zahara Fona dan janin ajaib

Cut Zahara Fona adalah seorang wanita asal Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh, yang mengaku mengandung janin "ajaib".

Bukan mengandung bayi biasa, Cut Zahara mengklaim janinnya bisa berbicara bahkan mengaji di dalam kandungan.

Peristiwa di luar logika ini pun menghebohkan masyarakat Indonesia kala itu, tepatnya pada akhir 1970-an.

Dikutip dari Kompas.com (4/10/2018), Wakil Presiden (Wapres) Adam Malik dan Presiden Soeharto sempat tertarik dengan fenomena itu.

Adam Malik kemudian mengundang Cut Zahara ke Istana Merdeka. Di sana, Wapres menempelkan kuping ke perut Cut Zahara untuk mendengarkan sendiri suara si janin.

Di sisi lain, Menteri Agama kala itu, KH Mochamad Dachlan juga ikut memberikan komentar di media massa dan membenarkan cerita itu.

Baca juga: Ramai soal Unggahan Janin Bersembunyi Saat Kehamilan Tidak Diinginkan, Ini Kata Dokter

Bukan janin, tetapi tape recorder di dalam pakaian

Namun lambat laun, pemikiran skeptis akan kebenaran janin ajaib yang bisa berbicara dan mengaji kian bermunculan.

Diberitakan harian Kompas, 16 Oktober 1970, akhirnya, Tim Medis RSPAD, Ikatan Dokter Indonesia, Kejaksaan Agung, dan Polri turun tangan untuk menyelidiki kasus ini.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com