Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pengertian dan Klasifikasi Danau

Kompas.com - 05/05/2023, 09:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Danau secara sederhana merupakan badan air alami berukuran besar yang dikelilingi oleh daratan.

Danau bisa berisi air asin atau air tawar yang sumber airnya berasal dari mata air bawah tanah, air sungai, air hujan, atau kombinasi ketiganya.

Pengertian danau

Dilansir dari laman Government of New Brunswick, danau adalah badan air terbuka yang mengalir sangat lambat yang menempati wilayah depresi tanah.

Meski demikian, danau tidak termasuk kolam yang dibuat secara artifisial, penggalian, kolam yang dibangun untuk pengolahan air limbah, atau untuk budidaya ikan.

Baca juga: Bagaimana Proses Terbentuknya Danau? Berikut Penjelasannya

Sejalan dengan itu, dikutip dari Britannica, tidak ada definisi yang tepat untuk membedakan danau, kolam, rawa, dan bahkan badan air non-laut lainnya.

Namun, dapat dikatakan bahwa yang membedakan itu semua dengan danau adalah, sungai mengalir cepat, rawa mengandung pohon atau semak dalam jumlah besar, dan kolam relatif kecil dibandingkan dengan danau.

Danau dapat ditemukan di seluruh belahan dunia. Namun, benua Amerika Utara, Afrika, dan Asia memiliki sekitar 70 persen dari total air danau di seluruh dunia.

Baca juga: Dari Laut Kaspia hingga Huron, Berikut Ini 5 Danau Terbesar di Dunia

Klasifikasi danau

Pengertian dan klasifikasi danau.iStockphoto/mel-nik Pengertian dan klasifikasi danau.

Dilansir National Geographic, ada tiga cara dasar bagi ahli limnologi dalam mengklasifikasikan danau.

Yaitu berdasarkan berapa banyak nutrisi yang dimiliki, bagaimana airnya bercampur, dan jenis ikan yang hidup di sana. Berikut penjelasannya:

1. Jumlah nutrisi yang dimiliki danau

Ketika danau diklasifikasikan berdasarkan jumlah nutrisi yang dimilikinya, ahli limnologi menggunakan sistem trofik.

Danau perlu memiliki keseimbangan nutrisi. Umumnya, semakin jernih air di danau, makan akan semakin sedikit nutrisi yang dimiliki.

Danau yang sangat kaya nutrisi cenderung keruh dan sulit dilihat. Ini juga termasuk danau yang tidak sehat, karena mengandung terlalu banyak nutrisi.

Baca juga: 5 Danau Terdalam di Dunia, Ada yang Mencapai Lebih dari 1.600 Meter

2. Cara air danau bercampur

Danau juga dapat diklasifikasikan berdasarkan bagaimana air bercampur atau berputar dari atas (epilimnion) ke bawah (hipolimnion).

Fenomena ini disebut perputaran danau yang dapat berubah karena iklim, variasi nutrisi, dan aktivitas geologis seperti gempa bumi.

Perputaran danau berubah seiring musim. Selama musim panas, epilimnion atau lapisan permukaan, menjadi lebih hangat karena matahari. Sedangkan lapisan air terdalam, hipolimnion, adalah yang terdingin.

Selama musim gugur, air permukaan yang hangat mulai mendingin dan menjadi lebih padat, menyebabkannya tenggelam ke dasar danau dan memaksa air hipolimnion untuk naik.

Selama musim dingin, permukaan danau menjadi paling dingin karena terkena angin, salju, dan suhu udara yang rendah.

Hipolimnion yang berada di bagian bawah menjadi hangat berkat diisolasi oleh bumi.

Kemudian selama musim semi, perputaran air danau terbalik lagi. Air permukaan yang dingin tenggelam ke dasar, memaksa air yang lebih hangat naik ke atas.

Baca juga: Dari Toba hingga Matano, Berikut 5 Danau Terbesar di Indonesia


3. Jenis ikan yang hidup di danau

Cara terakhir untuk mengklasifikasikan danau adalah berdasarkan jenis ikan yang hidup di danau tersebut.

Pengklasifikasian ini membantu orang-orang di industri perikanan untuk mengidentifikasi jenis ikan apa yang mungkin bisa mereka tangkap di danau.

Misalnya, ketika menyebut sebuah danau sebagai danau air dingin, akan memberi tahu seorang nelayan bahwa dia bisa menemukan ikan Trout, yang merupakan ikan air dingin.

Sebaliknya, saat menyebut danau yang memiliki sedimen tebal dan berlumpur, maka lebih cenderung memiliki ikan lele.

Selain tiga cara umum di atas, cara lain untuk mengklasifikasikan sebuah danau adalah dengan mengetahui apakah ai ditutup atau dialiri oleh sungai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Cara Cek Penerima Bansos PKH dan BPNT 2024, Begini Prosedurnya

Cara Cek Penerima Bansos PKH dan BPNT 2024, Begini Prosedurnya

Tren
Banjir Mahakam Ulu Kaltim Terparah dalam Sejarah, BMKG Ungkap Penyebabnya

Banjir Mahakam Ulu Kaltim Terparah dalam Sejarah, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
8 Situasi yang Bisa Membuat Kucing Peliharaan Anda Kesal

8 Situasi yang Bisa Membuat Kucing Peliharaan Anda Kesal

Tren
Ilmuwan Temukan Virus Tertua di Dunia, Berusia 50.000 Tahun yang Berasal dari Manusia Purba

Ilmuwan Temukan Virus Tertua di Dunia, Berusia 50.000 Tahun yang Berasal dari Manusia Purba

Tren
Sosok Dian Andriani Ratna Dewi, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama di TNI AD

Sosok Dian Andriani Ratna Dewi, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama di TNI AD

Tren
Erick Thohir Bertemu KNVB untuk Jalin Kerja Sama, Ini Poin-poin yang Direncanakan

Erick Thohir Bertemu KNVB untuk Jalin Kerja Sama, Ini Poin-poin yang Direncanakan

Tren
Mengenal 'Kidult', Dewasa Muda di Zona Nyaman Masa Kecil

Mengenal "Kidult", Dewasa Muda di Zona Nyaman Masa Kecil

Tren
Revisi UU MK dan Catatan Panjang Pembentukan Undang-Undang 'Kejar Tayang' Era Jokowi

Revisi UU MK dan Catatan Panjang Pembentukan Undang-Undang "Kejar Tayang" Era Jokowi

Tren
Bangsa yang Menua dan Kompleksitas Generasi Muda

Bangsa yang Menua dan Kompleksitas Generasi Muda

Tren
Duet Minions Berakhir Usai Kevin Sanjaya Pensiun, Siapa Penerusnya?

Duet Minions Berakhir Usai Kevin Sanjaya Pensiun, Siapa Penerusnya?

Tren
Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Google Perkenalkan Produk AI Baru Bernama Project Astra, Apa Itu?

Tren
9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

9 Potensi Manfaat Edamame untuk Kesehatan, Termasuk Mengurangi Risiko Diabetes

Tren
Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Warganet Keluhkan Harga Tiket Laga Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Mahal, PSSI: Kami Minta Maaf

Tren
Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Korban Banjir Bandang Sumbar Capai 67 Orang, 20 Masih Hilang, 3 Belum Teridentifikasi

Tren
5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

5 Manfaat Minum Teh Earl Grey Setiap Hari, Mengusir Sedih dan Menurunkan Berat Badan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com