Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Susunan 19.000 Gunung Berapi Bawah Laut

Kompas.com - 01/05/2023, 21:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Sebelumnya, hanya seperempat dasar laut Bumi yang telah dipetakan menggunakan sonar, menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi objek yang tersembunyi di bawah air.

Sensus sonar 2011 menemukan lebih dari 24.000 gunung bawah laut atau pegunungan bawah laut yang terbentuk akibat aktivitas gunung berapi.

Namun, ada lebih dari 27.000 gunung laut yang belum dipetakan oleh sonar.

"Ini benar-benar membingungkan," kata David Sandwell, seorang ahli geofisika kelautan di Scripps Institution of Oceanography yang mengerjakan survei tersebut.

Baca juga: Ilmuwan Temukan 13 Virus Zombie yang Telah Beku 48.500 Tahun

Namun, pada studi terbaru menunjukkan bahwa para ilmuwan tidak perlu bergantung pada survei sonar untuk menyelidiki apa yang terjadi di bawah laut.

Satelit radar tidak hanya mengukur ketinggian samudra, tetapi juga dapat melihat apa yang bersembunyi di kedalaman air dan menawarkan representasi topografi dasar laut yang lebih baik.

Para ilmuwan menarik data dari beberapa satelit, termasuk CryoSat-2 Badan Antariksa Eropa, dan menemukan bahwa mereka dapat mendeteksi gundukan bawah air setinggi 3.609 kaki (1.100 meter) yang merupakan batas bawah dari gunung laut.

Dengan teknologi ini, para ilmuwan memperkirakan mereka dapat memperkirakan ketinggian gunung berapi bawah laut kecil dengan akurasi sekitar 1.214 kaki (370 m), menurut penelitian tersebut.

Baca juga: Ilmuwan Percaya Serangan Asteroid Picu Mega-tsunami 250 Meter di Mars

Peneliti memetakan gunung bawah laut di Samudra Atlantik 

Sejauh ini, para peneliti telah memetakan kumpulan gunung bawah laut di Samudra Atlantik timur laut yang dapat membantu menjelaskan evolusi bulu mantel yang memberi makan lebih dari 100 gunung berapi di Islandia.

Peta yang diperbarui tersebut juga akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang arus laut dan "upwelling", yang terjadi ketika air dari dasar lautan naik ke atas permukaan. Ini adalah sebuah fenomena yang menurut para ilmuwan dapat terkonsentrasi pada gunung dan pegunungan laut.

"Ada banyak hal menarik yang terjadi saat Anda memiliki topografi," ucap Brian Arbic, seorang ahli kelautan fisik di University of Michigan di Ann Arbor.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com