Danang juga menjelaskan bahwa GTC bekerja dengan cara memasok udara segar ke dalam kabin pesawat menggunakan turbin.
Turbin diputar dengan kecepatan tinggi dan proses ini mengeluarkan suara bising karena pergerakan turbin yang cepat.
"Menghasilkan suara frekuensi tinggi. GTC menggunakan komponen mekanis lainnya, seperti compressor dan gearbox yang menghasilkan suara bising dan keras," imbuh Danang.
Walau terdengar bising, ia memastikan bahwa GTC dan mesin pesawat lainnya sudah dirancang dan diuji secara ketat.
Tujuannya untuk memastikan bahwa suara yang dihasilkan tetap berada dalam batas aman dan tidak menyebabkan gangguan atau bahaya bagi penumpang dan awak pesawat.
Baca juga: Batik Air Terbang dari Jakarta ke Kunming China Mulai 19 April 2023
Terkait video penumpang Batik Air tidak mau terbang usai mendengar suara mesin pesawat mengongong, pengamat penerbangan Chappy Hakim menyebut hal ini bisa mengindikasikan masalah.
"Kalau sampai penumpang protes berarti memang ada sesuatu yang salah. Kalau cuman 1-2 penumpang mungkin dia jarang terbang. Tapi, kalau semua protes enggak mau terbang mendengar suara itu, saya pastikan ada yang salah," kata Chappy kepada Kompas.com, Minggu (30/4/2023).
Chappy menyampaikan bahwa suara mesin pesawat yang didengar penumpang memang tidak biasa sehingga mereka protes.
Baca juga: Batik Air Terbang ke India dari 6 Kota di Indonesia Ini
Chappy juga menuturkan, pesawat dapat mengeluarkan suara yang keras karena keberadaan GTC, ground power turbine, atau ground power unit.
Perangkat tersebut adalah mesin kecil yang membantu sistem di dalam pesawat.
"Itu betul (penjelasan Batik Air). Cuman kalau dia (GTC) bunyi belum jalan mau take off itu oke. Tapi kalau udah mau take off, bunyinya pada mau ke runway, dan semua penumpang protes berarti memang ada yang salah," ujarnya.
Ia mengatakan, masalah pada pesawat bisa saja terjadi karena faktor pandemi Covid-19 yang terjadi selama beberapa tahun ke belakang.
Kondisi tersebut menyebabkan banyak pesawat tidak digunakan sehingga muncul masalah saat harus melayani tuntutan penumpang yang kini mulai melonjak.
"Karena 2,5 tahun (pandemi) itu panjang, ada pesawat yang dongkrok terus mereka tiba-tiba sekarang harus memenuhi tuntutan penumpang. Dalam persiapan itulah bisa terjadi hal-hal seperti itu," ungkapnya.