Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Usia 38 Hari Meninggal Usai Dengar Suara Mercon, Dokter Jelaskan Bahaya Suara Keras pada Bayi

Kompas.com - 29/04/2023, 08:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut bayi berumur 38 hari meninggal dunia setelah mendengar suara mercon, ramai dibicarakan di media sosial Twitter.

Pada Jumat (28/4/2023), akun Twitter ini membagikan foto seorang bayi yang sempat kritis dan dipasang alat bantu pernapasan seusai mendengarkan suara letusan mercon.

"Seorang anak bayi di Desa Jatirembe, Kecamatan Benjeng, Gresik, dilaporkan meninggal dunia karena kaget terdengar suara mercon," tulis pengunggah.

Ia menuliskan, bayi itu sempat kritis. Namun, ia dinyatakan meninggal dunia setelah pembuluh darah otak mengalami pecah.

Baca juga: Viral, Video Gadis Kecil Menutupi Telinga Seekor Anjing Saat Ada Petasan di Dekatnya


Kronologi kejadian

Dilansir dari Kompas.com (28/4/2023), bayi berinisial N yang berusia sekitar 38 hari meninggal setelah mendengar suara letusan mercon pada malam hari raya Idul Fitri, Sabtu (22/4/2023).

Bayi N merupakan anak dari pasangan Nur Hasyim (35) dan Nur Faizah (28), warga Desa Jatirembe, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur.

"Kejadiannya itu malam Hari Raya, setelah ada salah seorang tetangga yang menyulut mercon. Tiba-tiba dedek langsung kejang-kejang dan kondisinya drop," ujar sang bibi, Nufus (22) saat dikonfirmasi, Jumat (28/4/2023).

Pihak keluarga segera menghubungi bidan desa setempat agar memeriksa kondisi dan menangani sang bayi. Namun setelah kondisi bayi N tidak juga kunjung membaik, pihak keluarga akhirnya membawanya ke Rumah Sakit Denisa Gresik, Senin (24/4/2023).

"Saat itu trombosit dedek sudah turun, namun setelah diberi bantuan oksigen itu perlahan membaik," ucap Nufus.

Sayangnya, kondisi bayi N kembali drop selang sehari. Rumah Sakit Denisa Gresik kemudian merujuk ke Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Bayi N pun masuk ICU dan ditangani oleh dokter.

Nahas, bayi N akhirnya meninggal dunia, Kamis (27/4/2023) pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Bayi N mengalami penggumpalan darah di bagian otak yang menyebabkan pembuluh darahnya pecah.

Baca juga: Marak Tragedi Ledakan Bahan Petasan, Ingat Lagi Aturan dan Ancaman Hukumannya

Bahaya suara keras bagi bayi

Ilustrasi bayi sakit.SHUTTERSTOCK/titans Ilustrasi bayi sakit.
Dokter spesialis THT dari RSIA Anugerah Semarang, Alberta Widya Kristanti membenarkan jika suara mercon dapat mengganggu pendengaran pada bayi.

"Karena organ telinganya yang masih kecil dan sensitif terhadap suara apalagi sangat keras," jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (28/4/2023).

Dokter Alberta mengungkapkan bahwa mercon dapat mengeluarkan suara ledakan sampai intensitas 150 - 170 db. Suara ini sangat keras bagi bayi yang memiliki batas aman suara sekitar 50 db.

Halaman:

Terkini Lainnya

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com