Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Kapan Opor Jadi Makanan Khas Lebaran di Indonesia? Berikut Sejarahnya

Kompas.com - 23/04/2023, 16:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Opor ayam menjadi makanan khas yang identik dengan hari raya Idul Fitri.

Di Hari Kemenangan, umat Islam asal Indonesia memiliki tradisi untuk makan opor ayam beserta ketupat.

Opor biasanya terbuat dari daging ayam yang diberi bumbu seperti bawang putih, bawang merah, kemiri dan kunyit. 

Lalu, bagaimana opor bisa menjadi makanan khas Lebaran di Indonesia?

Baca juga: Mengapa Ketupat Menggunakan Janur? Ini Maknanya


Awal opor masuk Nusantara

Sejarawan kuliner Fadly Rahman menjelaskan, opor merupakan makanan modifikasi dari dua masakan, yaitu gulai asal Arab dan kari khas India.

"Opor masuk ke Indonesia ini memang merupakan hasil dari akulturasi atau penyatuan budaya Indonesia dengan budaya asing. Khususnya pengaruh Arab dan India," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (21/4/2023).

Lebih lanjut, dosen sejarah Universitas Padjadjaran ini menuturkan bahwa pedagang Arab dan India membawa opor itu ke Nusantara sekitar abad ke-15 dan 16 sebelum Masehi.

Saat itu, mereka membawanya ke kawasan pesisir Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa dan Selat Malaka.

Akibatnya, opor ayam mudah ditemukan di wilayah berbudaya Melayu dan Jawa yang pertama kali menerima pengaruh Arab dan India.

Baca juga: Cara Mudah Memasak Daging Opor Lebaran yang Empuk

Varian opor

Ilustrasi opor ayam Lebaran dengan bumbu putih.Dok. Shutterstock/aniestia n Ilustrasi opor ayam Lebaran dengan bumbu putih.
Dalam perkembangannya, opor di Indonesia disesuaikan dengan selera lokal. Kuah santannya menjadi tidak sepekat gulai dan kari.

"Opor berkembang pesat di Jawa, mempertimbangkan selera orang Jawa yang tidak banyak menggunakan rempah-rempah yang pekat," lanjut penulis Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia tersebut.

Opor Lebaran memiliki dua warna kuah yang berbeda, kuah berwarna kuning dan putih. Kuah yang berwarna kuning berasal dari kunyit yang dipengaruhi budaya India.

Sementara kuah putih berasal dari perbaduan kuliner Tionghoa dan Jawa dengan jumlah santan lebih banyak.

Tidak hanya bagi umat Islam di Indonesia, opor juga identik dalam perayaan Cap Go Meh.

Bedanya, opor Lebaran menggunakan ketupat, sementara Cap Go Meh dirayakan dengan hidangan opor dengan lontong.

Baca juga: Opor Ayam Tidak Boleh Dipanaskan Berulang Kali, Ini Alasannya...

Opor makanan khas Lebaran

Opor ayam makanan khas Lebaran.DOK.SHUTTERSTOCK/Hanifah Kurniati Opor ayam makanan khas Lebaran.
Karena berkembang di antara masyarakat Islam asal Nusantara, opor ayam menjadi makanan yang tidak bisa dilepaskan dari umat Islam.

Guru Besar Tata Boga Universitas Negeri Yogyakarta, Prof Marwanti menyebut bahwa Sunan Kalijaga pertama kali memperkenalkan ketupat Lebaran pada abad ke-15 di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Opor ayam menjadi menu pelengkap untuk mendampingi ketupat. Saat itu, ketupat dimakan pada perayaan Bakda Ketupat tepatnya seminggu setelah hari raya Idul Fitri atau Bakda Lebaran.

Sementara itu, travelling chef Wira Hardiansyah menjelaskan bahwa ketupat dan opor ayam dianggap sebagai satu hidangan berkat kebiasaan orang Nusantara mencocokkan sesuatu sebagai tanda pengingat atau disebut otak atik gathuk.

"Atau pangeling eling yang dikaitkan dengan aspek kehidupan hablum minannaas (manusia dengan segala ciptaan Tuhan) dan hablum minallah (manusia dengan Tuhan). Itulah kenapa otak atik gathuk selalu mendapat tempat tertinggi di masyarakat,” ujarnya kepada Kompas.com.

Adapun kata opor berasal dari konsep apura-ingapura atau ngapuro yang berarti maaf memaafkan.

"Lebaran diambil dari kata leburan, yaitu peleburan dosa-dosa kita. Itulah kenapa ketupat dan opor selalu disandingkan pada saat hari raya,” lanjut Chef Wira.

Ketupat dan opor memiliki makna sebagai ujaran meminta maaf atas segala kesalahan dan pikiran buruk yang dimiliki seseorang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com