Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang "Tragedi" Lebaran 2011, Saat Ketupat dan Opor Terpaksa Dihangatkan karena Hilal Tak Terlihat

Kompas.com - 18/04/2023, 13:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Lebaran 2023 atau Idul Fitri 1444 H dalam hitungan hari.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi, Lebaran tahun ini akan berbeda antara Muhammadiyah dan pemerintah.

Dikutip dari Kompas.com (9/4/2023), pemerintah kemungkinan akan memutuskan Idul Fitri jatuh pada Sabtu, 22 April 2023.

Sementara Muhammadiyah melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0E/2023, telah menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat, 21 April 2023.

Perbedaan perayaan Hari Raya ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, hal serupa beberapa kali terjadi, salah satunya pada Idul Fitri 2011.

Tak seperti saat ini, perbedaan Lebaran 2011 terbilang cukup mengejutkan masyarakat lantaran kalender mengatakan bahwa Hari Raya jatuh pada Selasa, 30 Agustus 2011.

Sehari sebelumnya, pada Senin (29/8/2011), masyarakat pun sudah berbondong-bondong menyiapkan hidangan khas dan segala keperluan lain untuk menyambut Idul Fitri.

"Masih ingat nggak kalian tragedi tahun 2011/08/29. Padahal emak kita sudah buat lontong dan ketupat. Pada saat itu aku emosi kali," tulis warganet Twitter, Senin (17/4/2023).

Keluhan yang sama turut dirasakan warganet TikTok ini pada Senin (17/4/2023).

Dengan mengunggah video Menteri Agama Suryadharma Ali mengumumkan penetapan Idul Fitri, pengunggah mengungkapkan kekesalannya 12 tahun lalu.

"Saya ingat banget tragedi ini.. ampe gendok banget dalam hati. Udah takbir, udah seneng mau pake baju baru, udah bagi ketupat dan sayur ke almh nenek, ehh malah gak jadi. Auto diangetin terus tuh ketupat dan sayur," narasinya.

Bahkan, salah satu pengguna Twitter mengatakan bahwa momen Lebaran 2011 penuh dengan "kehangatan".

"Lebaran yg sangat penuh kehangatan. Ketupat yg dihangatkan, Opor yg dihangatkan, Rendang yg dihangatkan," gurau warganet, Senin.

Lantas, apa yang terjadi pada 2011 silam?

Baca juga: Idul Fitri 2023 Tanggal Berapa? BRIN Prediksi Potensi Beda Pemerintah dan Muhammadiyah


Lebaran "mundur" karena hilal tak terlihat

Dilansir dari laman Kementerian Agama (Kemenag), pemerintah menetapkan hari raya Idul Fitri 1432 Hijriah jatuh pada hari Rabu, 31 Agustus 2011.

Penetapan tersebut berdasarkan sidang isbat 1 Syawal 1432 H yang digelar pada Senin (29/8/2011).

Kala itu, Ketua Badan Hisab Rukyat Kemenag Ahmad Jauhari mengatakan, hasil pemantauan di 96 lokasi dari Banda Aceh hingga Papua, sejumlah 30 lokasi melaporkan tidak melihat hilal atau Bulan baru.

Sementara itu, ada pula laporan melihat hilal di Jepara dan Cakung pada Senin pukul 17.56 waktu setempat.

Namun, Jauhari memaparkan, ijtima atau pertemuan akhir Bulan dan awal Bulan baru menjelang Syawal jatuh pada Senin, 29 Agustus atau 29 Ramadhan.

Dengan begitu, saat Matahari terbenam, posisi hilal berada di atas ufuk dengan ketinggian 0 derajat 8 menit sampai 1 derajat 53 menit.

Oleh karenanya, bulan Ramadhan pun digenapkan menjadi 30 hari (istikmal) dan 1 Syawal 1432 H jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2011.

Di sisi lain, Ma'ruf Amin yang saat itu menjabat sebagai Ketua MUI mengatakan, Fatwa MUI mengharuskan penetapan bulan Hijriah menggunakan metode rukyat dan hisab.

Adapun mengenai laporan dari Jepara dan Cakung, Ma'ruf menyatakan bahwa laporan tersebut harus didukung dengan pengetahuan yang memadai.

"Kalau ahli hisab menyatakan tidak mungkin harus ditolak," tandasnya.

Beda penetapan dengan Muhammadiyah

Idul Fitri yang "mundur" menciptakan perbedaan penetapan dengan PP Muhammadiyah.

Sebelumnya, Muhammadiyah melalui maklumatnya telah memutuskan 1 Syawal jatuh pada Selasa, 30 Agustus 2011.

Sementara almanak PBNU berdasarkan hisab, menetapkan Hari Raya jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2011.

Ketua Lajnah Falakiah PBNU Ghozali Masroeri mengatakan, pengamatan NU di beberapa titik juga tidak melihat hilal.

"Prediksi almanak NU, 1 Syawal jatuh pada Rabu 31 Agustus. Sedangkan laporan rukyatul hilal NU, 90 titik tidak berhasil," ujarnya.

Baca juga: Mengapa Penentuan Awal Ramadhan dan Lebaran Masih Sering Berbeda?

Bukan hanya Indonesia

Keputusan pemerintah menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1432 H bukan hanya berbeda dengan Muhammadiyah, tetapi juga sejumlah negara Muslim lain.

Namun, Indonesia bukan satu-satunya negara yang secara resmi menetapkan Idul Fitri pada 31 Agustus 2011.

Dilansir dari Kompas.com (31/8/2011), Islamic Crescent's Observation Project (ICOP) yang berpusat di Yordania merinci, ada beberapa negara yang menetapkan 1 Syawal 1432 H pada 31 Agustus 2011.

Mereka adalah Indonesia, Oman, Libya, dan Afrika Selatan.

Sementara yang menetapkan 1 Syawal pada 30 Agustus, yakni Aljazair, Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Sudan, Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Yaman, Nigeria, dan Malaysia.

Dari piranti lunak yang digunakan untuk menggambarkan peta penampakan hilal global, hilal memang tidak nampak di wilayah Indonesia dan sebagian besar wilayah Timur Tengah pada Senin (29/8/2011) petang.

Wilayah yang memungkinkan melihat hilal baik dengan menggunakan alat maupun mata telanjang pada hari itu, adalah Afrika bagian selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Direktur Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) Mutoha Arkanuddin pun mengatakan, setiap negara memiliki cara sendiri-sendiri dalam menentukan awal bulan Hijriah.

Adapun metode umumnya sama seperti di Indonesia, menggunakan hisab (perhitungan) atau rukyat (pengamatan).

Namun, banyak pula negara yang menentukan Idul Fitri pada 30 Agustus 2011 mengacu kepada keputusan pemerintah Arab Saudi.

Negara yang mengikuti keputusan Arab Saudi ini, antara lain Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Yaman, Turki, Irak, Yordania, Palestina, Lebanon, dan Sudan.

Di Arab Saudi sendiri, penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah menggunakan rukyat. Sedangkan untuk bulan-bulan lain, menggunakan hisab.

Cara ini sama dengan yang digunakan di Indonesia lantaran rukyat pada ketiga bulan tersebut berhubungan dengan ibadah wajib dan Hari Raya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com